Makna Tersirat dan Tersurat Pernyataan “Titik Jenuh” & “Sudah Jatuh Tempo” dari Ustad Jefri bagi Bangsa
Indonesia
Oleh: Turiman Fachturahman Nur
HP 08125695414
Ada pesan yang tersirat dan tersurat
dibalik pesan Ustad Jefri di BBMnya, yaitu jejak itu diiqro ketika tanggal 12
April 2013 Ustad Jefri merayakan maulid atau hari kelahirannya dan satu hari
kemudian pada tanggal 13 April 2013 Ustad Jefri menulis kalimat terakhirnya
ditwettirnya: “Pada akhirnya.. Semua akan
menemukan yg namanya titik jenuh.. dan Pada saat itu... Kembali adalah yang terbaik...
Kembali pada siapa...??? kpd “DIA” pastinya.. Bismi Ka Allahumma ahya wa amuut”
Doa tersebut adalah doa seorang mukmin
sebelum berangkat tidur tetapi terjemahan doa itu adalah “Dengan nama Mu ya
Allah hidup dan matiku” .Sepenggal
doa itu adalah pernyataan alhikmah yang apabila para hamba Allah membuka al
hikmah itu, maka akan memberikan pelajaran bagi umat manusia di bumi ini !!
Ustad Jefri mulai hidup di dunia 12
April 1973 dan ternyata “Semua akan menemukan yg namanya titik jenuh.. dan Pada
saat itu... Kembali adalah yang terbaik... Kembali pada siapa...??? kpd “DIA”
pernyataan itu kemudian terjadi menjadi takdirNya, yakni wafatnya pada tanggal
26 April 2013
Segala sesuatu tidak ada yang
kebetulan tetapi semuanya oleh Allah serba terukur 29 : 49 atau meminjam
pernyataan almarhum “sudah jatuh tempo”, mari kita kaji “makna jatuh tempo
dimaksud”, pada tanggal Lahir Ustad Jefri 12 April 1973= 12-4-1973 = 12 + 4 + 1973 =
1+2+4+1+9+7+3 = 27 An Naml (semut) = 2+ 7 = 9 At
Taubah artinya Pengampunan.Tanggal Wafat Ustad Jefri 26 April 2013= 26-4-2013 =
26 + 4 + 2+0+1+3 = 36 Yassin 3 + 6 = 9 At Taubah artinya pengampunan. Jika
angka pampatan akhir “jatuh tempo itu”
terdiri dari dua struktur angka, yaitu 27 + 36 = 63 = 6+3= 9 At Taubah artinya Pengampunan. Inilah makna
pertobatan tersebut.
Jika
“marifatullah” makna “jatuh tempo itu” diukur dari tanggal kelahirannya,
yakni 12 April 2013 s/d 26 April 2013 = 14 hari, jadi usia Ustad Jefri sampai menjemput
takdirnya yang penuh misteri dan indah itu 40 tahun 14 hari, marilah kita
korelasikan dengan surah ke 40, yakni Al Mukmin, bukankah sebuah pesan tentang
keihklasan, yakni 40 : 14 Maka sembahlah
Allah tulus ihklas beragama kepadaNya meskipun orang-orang kafir tidak
menyukainya. Jika kita pasangan, karena
Allah mengatur dunia ini serba berpasangan 36 :36, maka angka pasangan itu
adalah kebalikannya surah ke 14 (Ibrahim) : 40: Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan
anak cucuku orang-orang yang tetap melaksanakan sholat, ya Tuhan kami, perkenanlah doaku.
Dan doa seorang hamba Allah yang
rendah hati itu diperkenankan baik untuk dirinya dan anak-anaknya untuk tetap istiqomah
mendirikan sholat. Tetapi bagaimana pesan hikmah dibalik wafat Ustad Jefri yang
menyatakan sudah sampai pada titik jenuh dan jatuh tempoh itu? Iqronya adalah sebagai berikut,
yakni 26 bulan April (4), 2013. 26
adalah angka surah ke 26 yang bernama Asy Syuara (Para Penyair) 4. Diambil dari
bulan kelahirannya adalah angka surah ke 4 yang bernama An Nissa (Wanita).
Ustad Jefri meninggalkan seorang isteri yang salehah dan empat anak. Ketika
merujuk ke tahun wafatnya 2013= 2+0+1+3 = 6
angka surah ke 6 yang bernama Al An am ( Binatang Ternak), sebuah pesan
sesuatu yang bermanfaat bagi manusia
Konstruksi ayat kauliyahnya adalah
dengan kombinasi struktur angka “sudah jatuh temponya” maka didapat struktur
angka 26 dan 4, 4 dan 26, 26 dan 6 (dari hasil pampatan tahun wafatnya 2013)
didapat angka 6 dan 26, 6 dan 4.
subahanallah ada pesan tersirat dan tersurat kepada umat! 26 : 4 = Jika Kami menghendaki, niscaya Kami turunkan
kepada mereka mukzijat dari langit, yang akan membuat tengku mereka tunduk
dengan rendah hati kepadanya. 4 :
26= Allah hendak menerangkan (syariatNya) kepadamu, dan menunjukkan jalan-jalan
kehidupan orang-orang yang sebelum kamu (Para nabi dan orang-orang saleh) dan Dia menerima tobatmu.Allah Maha Mengetahui”
Kemudian apa Early warningnya bagi
umat manusia di Indonesia , yakni :
26 : 6 = Sungguh , mereka telah
mendustakan (Al-Quran), maka kelak akan datang kepada meraka (kebenaran)
berita-berita mengenai apa (azab) yang dulu mereka perolok-olokan.
6 : 26 = Dan mereka melarang
(orang lain) mendengarkan (Al-Quran) dan
mereka sendiri menjauhkan diri daripadanya, dan mereka hanyalah membinasakan
diri mereka sendiri, sedangkan mereka menyadari.
6 : 4 = Dan setiap ayat dari ayat-ayat Tuhan yang sampai kepada mereka (orang kafir)
semuanya selalu diingkari.
4
: 6 = Dan ujilah anak-anak yatim
itu sampai mereka cukup umur untuk menikah.Kemudian jika menurut pendapatmu
mereka telah cerdas (pandai memelihara harta), maka serahkanlah kepada
hartanya, dan janganlah kamu memakannya (harta anak yatim) melebihi batas
kepatutan dan (janganlah) tergesa tergesa (menyerahkannya) sebelum mereka
dewasa. Barang siapa (diantara pemelihara itu) mampu, maka hendaklah dia
menahan diri (dari memakan harta anak yatim itu) dan barang siapa miskin,
maka bolehlah dia makan harta itu
menurut cara yang patut. Kemudian, apabila kamu menyerahkan harta itu kepada
mereka, maka hendaklah kamu adakan saksi-saksi. Dan cukuplah Allah sebagai pengawas.
Hikmah dibalik peristiwa
fenomenal hidup dan wafatnya Ustad Jefri adalah Dan kamu harus saling membantu
atas perbuatan kebajikan dan taqwa dan janganlah bantu membantu (memberikan
bantuan) atas perbuatan yang salah dan permusuhan"[1]
Tuhan menyuruh manusia supaya saling membantu
atas kebajikan dan taqwa, karena ada sifat bergantung antara satu dengan yang
lain, dan sebaliknya dilarangnya bantu membantu atas kejahatan dan permusuhan,
karena keduanya itu merusak semangat saling bergantun
Semangat saling membantu yang
diperintahkan Tuhan di atas menumbuhkan jiwa persatuan untuk berkerjasama dan tanggung jawab bersama atas segala
tindakan yang diambil, karena sesungguhnya rakyat
sebuah negara itu adalah terdiri dari manusia yang dinamis "Manusia
adalah bagaikan gigi-gigi sisir dalam persamaan (dan saling butuh membutuhkan)
(Al Hadist) dan manusia diperintah untuk menegakan kebenaran dan keadilan. "Sesungguhnya Allah telah menyuruhmu
untuk menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya. Dan bila kamu menetapkan hukum antara manusia, maka penetapan hukum itu hendaklah
adil, bahwa dengan itu Allah telah memberikan pengajaran
sebaik-baiknya kepadamu.
Sesungguhnya Allah Maha Mendengar dan Melihat [2]
Hai orang-orang yang beriman! Hendaklah kamu berdiri tegak di atas kebenaran yang adil semata-mata karena Allah dalam
memberikan kesaksian, dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap
suatu kaum sampai mempengaruhi dirimu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adilah
karena adil itu lebih dekat kepada taqwa. Karena itu bertaqwalah kamu kepada
Allah ! Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.[3]
Esensi adalah kesatuan dalam keragaman dan
sekaligus keragaman dalam kesatuan, bukankah itu “Bhinneka Tunggal Ika”renungkanlah
"Katakanlah ! wahai para pemeluk segala agama yang mempunyai kitab! Marilah kita tegak bersama-sama mendirikan
kalimah yang sama diantara kami dan kamu, ialah (mempertahankan pendirian)
bahwa kita tidak menyembah melainkan akan Tuhan Yang Maha Esa dengan tidak
mempersekutukan-Nya dengan suatu apapun, tidak pula kita mengambil sebahagian
akan sebahagian yang lainnya menjadi orang-orang sembahan yang lain dari Allah.
Maka jikalau kamu menolak akan kerjasama itu, maka ucapkanlah (pengakuan) bahwa
kamu bersedia menjadi saksi (dihadapan Tuhan) bahwa kami adalah orang-orang
Islam yang tulus[4]
Berdasarkan itu Tuhan menciptakan Manusia menjadi satu umat
yang bersuku-suku dan berbangsa-bangsa, tetapi sesungguhnya berasal dari yang
satu dan diperintahkan Tuhan untuk saling berhubungan dan saling kenal
mengenal satu sama lain, itulah esensi kerakyatan
yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan untuk
bersama menegakkan keadilan dan kebenaran serta kemaslahatan bersama sebagai
sebuah negara kebangsaan yang bernama Indonesia. "Hai sekalian manusia,
bertaqwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu dan
dari padanya Allah menciptakan isterinya dan dari keduanya Allah
mengembangbiakan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertaqwalah kepada
Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain
dan (peliharalah) hubungan silahturahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan
mengawasi kamu.[5]
Hai manusia sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan
seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya
kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu
disisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa di antara kamu. Sesungguhnya
Allah Maha Mengetahui lagi maha Mengenal[6],
mengapa Tuhan menyuruh manusia untuk melihara hubungan silahturahim dan supaya
saling kenal mengenal, karena sesungguh Tuhan telah menciptakan manusia itu
berdasarkan fitrah-Nya, maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada sistem
(dien) Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada
perubahan atas fitrah Allah itulah sistem (dien) yang lurus, tetapi kebanyakan
manusia tidak mengetahui [7]
mengapa demikian, karena tiap-tiap orang berbuat menurut keadaannya
masing-masing, Maka Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih benar jalannya[8]
oleh karena itu diperintahkan orang-orang beriman bertaqwa kepada Allah dan
carilah jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya dan berjihadlah pada jalan-Nya,
supaya kamu mendapat keberuntungan[9]
Pertanyaannya adalah mengapa sebuah negara
atau suatu bangsa mengalami kehancuran atau dekandensi moral, inilah early
warning-nya: "Dan Allah telah memberikan suatu perumpamaan(dengan) sebuah
negeri yang dahulunya aman lagi tentram, rezkinya datangnya melimpah ruah dari
segenap tempat, tetapi (penduduk)nya mengingkari nikmat-nikmat Allah, karena
itu Allah merasakan kepada mereka pakaian kelaparan dan ketakutan, disebabkan
apa yang selalu mereka perbuat. Dan sesungguhnya telah datang kepada mereka
seorang rasul dari mereka sendiri, tetapi mereka mendustakannya, karena itu
mereka dimusnakan azab dan mereka adalah orang-orang yang zalim[10]
atau apabila Allah menghendaki kebaikan
pada suatu bangsa, maka dijadikanlah pemimpin-pemimpin mereka itu orang-orang
yang bijaksana, dan dijadikan ulama-ulama(penulis: Ilmuwan /para ahli/ pemuka
agama) mereka pemegang hukum dan peradilan, Allah jadikan harta kekayaan
(aset-aset bangsa) berada ditangan orang-orang dermawan. Namun, jika Allah
menghendaki kehancuran suatu bangsa, maka Dia jadikan pemimpin-pemimpin mereka
itu orang-orang yang dungu dan berahlak rendah, orang-orang yang culas dan
curang menangani hukum dan peradilan, dan harta kekayaaan berada
ditangan-tangan orang yang bakhil/kikir(fasik)[11]
Katakanlah, "Dialah yang berkuasa untuk mengirim adzab kepadamu, dari atas
atau dari bawah kakimu atau Dia mencampurkan kamu dalam golongan-golongan (yang
saling bertentangan) dan merasakan kepada mereka sebagian keganasan sebagian
yang lain. Perhatikanlah, betapa Kami mendatangkan tanda-tanda kebesaran Kami
silih berganti agar mereka memahami[12]
betapa banyaknya negeri yang telah Kami binasakan, maka datanglah siksaan Kami
(menimpa penduduk)nya diwaktu mereka berada di malam hari, atau diwaktu mereka
beristirahat ditengah hari[13]
oleh karena itu jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertaqwa,
pastilah Kami limpahkan kepada mereka
berkah dari langit dan bumi, tetapi kebanyakan mereka mendustakan (ayat-ayat)
itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya[14]
dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang-orang
yang hidup mewah dinegeri itu supaya (menaati Allah), tetapi mereka melakukan
kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah sepantasnya berlaku terhjadapnya
perkataan (ketentuan Kami), kemudian Kami hancurkan negeri itu
sehancur-hancurnya[15]maka
apakah penduduk negeri-negeri itu merasakan aman dari kedatangan siksaan Kami
kepada mereka di malam hari diwaktu mereka sedang tidur ? atau apakah
penduduk negeri –negeri itu merasa aman dari kedatangan siksaan Kami kepada
mereka diwaktu matahari sepenggalan naik ketika mereka sedang bermain ? dan
apakah mereka belum jelas bagi orang-orang yang mempusakai suatu negeri sesudah
(lenyap) penduduknya, bahwa kami Kami menghendaki tentu Kami azab mereka karena
dosa-dosanya; dan Kami kunci mati hati mereka tidak dapat mendengar (pelajaran
lagi ?[16]
Berapalah banyaknya kota
yang Kami telah membinasakannya yang
penduduknya dalam keadaan zalim, maka (tembok-tembok) kota itu roboh menutupi
atap-atapnya dan (berapa banyak pula) sumur yang telah ditinggalkan dan istana
yang tinggi, maka apakah mereka tidak berjalan dimuka bumi, lalu mereka
mempunyai hati yang dengan itu mereka memahami atau mempunyai telinga yang
dengan itu mereka dapat mendengar? Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang
buta, tetapi yang buta ialah hati yang didalam dada[17]
maka Kami jadikan yang demikian itu peringatan bagi orang-orang dimasa itu,
dan bagi orang-orang yang datang
kemudian, serta menjadi pelajaran bagi orang-orang yang bertaqwa[18],
negeri-negeri (yang telah Kami binasakan) itu Kami ceritakan sebagian dan berita-beritanya
kepadamu, dan sungguh telah datang kepada mereka rasul-rasul mereka dengan
membawa bukti-bukti yang nyata, maka mereka (tidak) juga beriman kepada apa
yang dahulunya mereka telah mendustakannya. Demikianlah Allah mengunci mati
orang-orang kafir.[19]
Sebenarnya Al-Qur'an itu adalah ayat-ayat yang nyata
didalam dada orang-orang yang diberi Ilmu. Dan tidak ada yang mengikari
ayat-ayat Kami kecuali orang yang zalim[20]ini adalah kitab yang Kami turunkan kepada penuh dengan
berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran
orang-orang yang mempunyai pikiran[21] dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al-Qur'an untuk
pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran ?[22]Al-Qur'an ini adalah penerangan bagi seluruh manusia, dan
petunjuk serta pelajaran bagi orang-orang yang bertqwa[23]Sesungguhnya Al-Qur'an ini adalah pedoman, petunjuk dan
rahmat bagi kaum yang meyakini[24] Dan sekiranya Allah tiada menolak keganasan sebagian
manusia dengan sebagian yang lain, tentulah dirobohkan biara-biara Nasrani,
gereja-gereja, rumah-rumah ibadat orang Yahudi dan masjid-masjid, yang
didalamnya banyak disebut nama Allah, sesungguhnya Allah pasti menolong orang
yang menolong (dien/Sistem/hukum)-Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat
lagi Maha Perkasa[25]
[3] Qur'an
Surah Al Maidah (5) ayat 8
[5] Qur'an Surah An Nissa (4) ayat 1
[6] Qur'an Surah Al Hujuraat (49) ayat 13
[8] Qur'an
Surah Al Israa (17) ayat 84
[9] Qur'an
Surah Al Maaidah (5) ayat 35
[10] Qura'an
Surah An Nahl (16) ayat 112-113
[11] Hadist Rasulullah Muhammad
SAW riwayat HR Ad Dailami dalam Willayuddin
A.R. Dani,
Bahaya Indonesia
menuju keruntuhan, Jakarta :Abu Hanifah
Publising, 2007, halaman 247
[13] Qur'an
Surah Al Araaf (7) ayat 4
[14] Qur'an
Surah Al Araaf (7) ayat 96
[15] Qur'an
Surah Al Israa(17) ayat 16
[16] Qur'an
Surah Al Araaf (7) ayat 97-98
[17] Qur'an
Surah Al Hajj (22) ayat 45-46
[19] Qur'an Surah Al Araaf (7) ayat 101
[20] Qur'an Surah Al Ankabuut (29) ayat 49
[21] Qur'an Surah Shaad (38) ayat 29
[22] Qur'an Surah Al Qamar (54) ayat 17,22,
32,40
[23] Qur'an Surah Al Imran (3) ayat 138
[24] Qur'an Surah Al Jaatsiyah (45) ayat 20
[25] Qur'an Surah Al Hajj (20) ayat 40
0 komentar:
Posting Komentar