Kamis, 02 Mei 2013

Makna PERNYATAAN Titik Jenuh" & "SUDAH JATUH TEMPO' dari Ustad Jefri


       
  Makna Tersirat dan Tersurat Pernyataan “Titik Jenuh” &    “Sudah Jatuh Tempo” dari Ustad Jefri bagi Bangsa Indonesia

Oleh: Turiman Fachturahman Nur
HP 08125695414
           Ada pesan yang tersirat dan tersurat dibalik pesan Ustad Jefri di BBMnya, yaitu jejak itu diiqro ketika tanggal 12 April 2013 Ustad Jefri merayakan maulid atau hari kelahirannya dan satu hari kemudian pada tanggal 13 April 2013 Ustad Jefri menulis kalimat terakhirnya ditwettirnya: “Pada akhirnya.. Semua akan menemukan yg namanya titik jenuh.. dan Pada saat itu... Kembali adalah yang terbaik... Kembali pada siapa...??? kpd “DIA” pastinya.. Bismi Ka Allahumma ahya wa amuut” Doa tersebut adalah doa seorang mukmin sebelum berangkat tidur tetapi terjemahan doa itu adalah “Dengan nama Mu ya Allah hidup dan matiku” .Sepenggal doa itu adalah pernyataan alhikmah yang apabila para hamba Allah membuka al hikmah itu, maka akan memberikan pelajaran bagi umat manusia di bumi ini !!
          Ustad Jefri mulai hidup di dunia 12 April 1973 dan ternyata “Semua akan menemukan yg namanya titik jenuh.. dan Pada saat itu... Kembali adalah yang terbaik... Kembali pada siapa...??? kpd “DIA” pernyataan itu kemudian terjadi menjadi takdirNya, yakni wafatnya pada tanggal 26 April 2013
          Segala sesuatu tidak ada yang kebetulan tetapi semuanya oleh Allah serba terukur 29 : 49 atau meminjam pernyataan almarhum “sudah jatuh tempo”, mari kita kaji “makna jatuh tempo dimaksud”, pada tanggal Lahir Ustad Jefri 12 April 1973= 12-4-1973 = 12 +  4 + 1973 =  1+2+4+1+9+7+3 = 27 An Naml (semut) = 2+ 7 =  9   At Taubah artinya Pengampunan.Tanggal Wafat Ustad Jefri 26 April 2013= 26-4-2013 = 26 + 4 + 2+0+1+3 = 36 Yassin  3 +  6 = 9 At Taubah artinya pengampunan. Jika angka pampatan akhir “jatuh tempo itu”  terdiri dari dua struktur angka, yaitu 27 + 36 = 63 = 6+3= 9  At Taubah artinya Pengampunan. Inilah makna pertobatan tersebut.
          Jika  “marifatullah” makna “jatuh tempo itu” diukur dari tanggal kelahirannya, yakni 12 April 2013 s/d 26 April 2013 = 14 hari,  jadi usia Ustad Jefri sampai menjemput takdirnya yang penuh misteri dan indah itu 40 tahun 14 hari, marilah kita korelasikan dengan surah ke 40, yakni Al Mukmin, bukankah sebuah pesan tentang keihklasan, yakni 40  : 14 Maka sembahlah Allah  tulus ihklas beragama kepadaNya meskipun orang-orang kafir tidak menyukainya.  Jika kita pasangan, karena Allah mengatur dunia ini serba berpasangan 36 :36, maka angka pasangan itu adalah kebalikannya surah ke 14 (Ibrahim) : 40: Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap melaksanakan sholat, ya Tuhan kami, perkenanlah doaku.  
            Dan doa seorang hamba Allah yang rendah hati itu diperkenankan baik untuk dirinya  dan anak-anaknya untuk tetap istiqomah mendirikan sholat. Tetapi bagaimana pesan hikmah dibalik wafat Ustad Jefri yang menyatakan sudah sampai pada titik jenuh dan jatuh tempoh itu? Iqronya adalah sebagai berikut, yakni  26 bulan April (4), 2013. 26 adalah angka surah ke 26 yang bernama Asy Syuara (Para Penyair) 4. Diambil dari bulan kelahirannya adalah angka surah ke 4 yang bernama An Nissa (Wanita). Ustad Jefri meninggalkan seorang isteri yang salehah dan empat anak. Ketika merujuk ke tahun wafatnya 2013= 2+0+1+3 = 6 angka surah ke 6 yang bernama Al An am ( Binatang Ternak), sebuah pesan sesuatu yang bermanfaat bagi manusia
           Konstruksi ayat kauliyahnya adalah dengan kombinasi struktur angka “sudah jatuh temponya” maka didapat struktur angka 26 dan 4, 4 dan 26, 26 dan 6 (dari hasil pampatan tahun wafatnya 2013) didapat angka  6 dan 26, 6 dan 4. subahanallah ada pesan tersirat dan tersurat kepada umat! 26 : 4 =  Jika Kami menghendaki, niscaya Kami turunkan kepada mereka mukzijat dari langit, yang akan membuat tengku mereka tunduk dengan rendah hati kepadanya. 4 : 26= Allah hendak menerangkan (syariatNya) kepadamu, dan menunjukkan jalan-jalan kehidupan orang-orang yang sebelum kamu (Para nabi dan orang-orang saleh) dan Dia menerima tobatmu.Allah Maha Mengetahui”
         Kemudian apa Early warningnya bagi umat manusia di Indonesia , yakni :
26 : 6 = Sungguh , mereka telah mendustakan (Al-Quran), maka kelak akan datang kepada meraka (kebenaran) berita-berita mengenai apa (azab) yang dulu mereka perolok-olokan.
6 : 26 = Dan mereka melarang (orang lain)  mendengarkan (Al-Quran) dan mereka sendiri menjauhkan diri daripadanya, dan mereka hanyalah membinasakan diri mereka sendiri, sedangkan mereka menyadari.
6 : 4 =  Dan setiap ayat dari ayat-ayat Tuhan  yang sampai kepada mereka (orang kafir) semuanya selalu diingkari.
4  : 6 =  Dan ujilah anak-anak yatim itu sampai mereka cukup umur untuk menikah.Kemudian jika menurut pendapatmu mereka telah cerdas (pandai memelihara harta), maka serahkanlah kepada hartanya, dan janganlah kamu memakannya (harta anak yatim) melebihi batas kepatutan dan (janganlah) tergesa tergesa (menyerahkannya) sebelum mereka dewasa. Barang siapa (diantara pemelihara itu) mampu, maka hendaklah dia menahan diri (dari memakan harta anak yatim itu) dan barang siapa miskin, maka  bolehlah dia makan harta itu menurut cara yang patut. Kemudian, apabila kamu menyerahkan harta itu kepada mereka, maka hendaklah kamu adakan saksi-saksi. Dan cukuplah Allah sebagai pengawas.
              Hikmah dibalik peristiwa fenomenal hidup dan wafatnya Ustad Jefri adalah Dan kamu harus saling membantu atas perbuatan kebajikan dan taqwa dan janganlah bantu membantu (memberikan bantuan) atas perbuatan yang salah dan permusuhan"[1]
     Tuhan menyuruh manusia supaya saling membantu atas kebajikan dan taqwa, karena ada sifat bergantung antara satu dengan yang lain, dan sebaliknya dilarangnya bantu membantu atas kejahatan dan permusuhan, karena keduanya itu merusak semangat saling bergantun  
     Semangat saling membantu yang diperintahkan Tuhan di atas menumbuhkan jiwa persatuan untuk berkerjasama dan tanggung jawab bersama atas segala tindakan yang diambil, karena sesungguhnya rakyat sebuah negara itu adalah terdiri dari manusia yang dinamis "Manusia adalah bagaikan gigi-gigi sisir dalam persamaan (dan saling butuh membutuhkan) (Al Hadist) dan manusia diperintah untuk menegakan kebenaran dan keadilan.  "Sesungguhnya Allah telah menyuruhmu untuk menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya. Dan bila kamu menetapkan hukum antara manusia, maka penetapan hukum itu hendaklah adil, bahwa dengan itu Allah telah memberikan pengajaran sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar dan Melihat [2] Hai orang-orang yang beriman! Hendaklah kamu berdiri tegak di atas kebenaran yang adil semata-mata karena Allah dalam memberikan kesaksian, dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap suatu kaum sampai mempengaruhi dirimu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adilah karena adil itu lebih dekat kepada taqwa. Karena itu bertaqwalah kamu kepada Allah ! Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.[3]
     Esensi adalah kesatuan dalam keragaman dan sekaligus keragaman dalam kesatuan, bukankah itu “Bhinneka Tunggal Ika”renungkanlah "Katakanlah ! wahai para pemeluk segala agama yang mempunyai kitab!  Marilah kita tegak bersama-sama mendirikan kalimah yang sama diantara kami dan kamu, ialah (mempertahankan pendirian) bahwa kita tidak menyembah melainkan akan Tuhan Yang Maha Esa dengan tidak mempersekutukan-Nya dengan suatu apapun, tidak pula kita mengambil sebahagian akan sebahagian yang lainnya menjadi orang-orang sembahan yang lain dari Allah. Maka jikalau kamu menolak akan kerjasama itu, maka ucapkanlah (pengakuan) bahwa kamu bersedia menjadi saksi (dihadapan Tuhan) bahwa kami adalah orang-orang Islam yang tulus[4]         
     Berdasarkan itu  Tuhan menciptakan Manusia menjadi satu umat yang bersuku-suku dan berbangsa-bangsa, tetapi sesungguhnya berasal dari yang satu dan diperintahkan Tuhan untuk saling berhubungan dan saling kenal mengenal  satu sama lain, itulah esensi kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan untuk bersama menegakkan keadilan dan kebenaran serta kemaslahatan bersama sebagai sebuah negara kebangsaan yang bernama Indonesia. "Hai sekalian manusia, bertaqwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu dan dari padanya Allah menciptakan isterinya dan dari keduanya Allah mengembangbiakan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertaqwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain dan (peliharalah) hubungan silahturahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.[5] Hai manusia sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi maha Mengenal[6], mengapa Tuhan menyuruh manusia untuk melihara hubungan silahturahim dan supaya saling kenal mengenal, karena sesungguh Tuhan telah menciptakan manusia itu berdasarkan fitrah-Nya, maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada sistem (dien) Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan atas fitrah Allah itulah sistem (dien) yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui [7] mengapa demikian, karena tiap-tiap orang berbuat menurut keadaannya masing-masing, Maka Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih benar jalannya[8] oleh karena itu diperintahkan orang-orang beriman bertaqwa kepada Allah dan carilah jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya dan berjihadlah pada jalan-Nya, supaya kamu mendapat keberuntungan[9]
  Pertanyaannya adalah mengapa sebuah negara atau suatu bangsa mengalami kehancuran atau dekandensi moral, inilah early warning-nya: "Dan Allah telah memberikan suatu perumpamaan(dengan) sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tentram, rezkinya datangnya melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi (penduduk)nya mengingkari nikmat-nikmat Allah, karena itu Allah merasakan kepada mereka pakaian kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang selalu mereka perbuat. Dan sesungguhnya telah datang kepada mereka seorang rasul dari mereka sendiri, tetapi mereka mendustakannya, karena itu mereka dimusnakan azab dan mereka adalah orang-orang yang zalim[10] atau apabila Allah menghendaki  kebaikan pada suatu bangsa, maka dijadikanlah pemimpin-pemimpin mereka itu orang-orang yang bijaksana, dan dijadikan ulama-ulama(penulis: Ilmuwan /para ahli/ pemuka agama) mereka pemegang hukum dan peradilan, Allah jadikan harta kekayaan (aset-aset bangsa) berada ditangan orang-orang dermawan. Namun, jika Allah menghendaki kehancuran suatu bangsa, maka Dia jadikan pemimpin-pemimpin mereka itu orang-orang yang dungu dan berahlak rendah, orang-orang yang culas dan curang menangani hukum dan peradilan, dan harta kekayaaan berada ditangan-tangan orang yang bakhil/kikir(fasik)[11] Katakanlah, "Dialah yang berkuasa untuk mengirim adzab kepadamu, dari atas atau dari bawah kakimu atau Dia mencampurkan kamu dalam golongan-golongan (yang saling bertentangan) dan merasakan kepada mereka sebagian keganasan sebagian yang lain. Perhatikanlah, betapa Kami mendatangkan tanda-tanda kebesaran Kami silih berganti agar mereka memahami[12] betapa banyaknya negeri yang telah Kami binasakan, maka datanglah siksaan Kami (menimpa penduduk)nya diwaktu mereka berada di malam hari, atau diwaktu mereka beristirahat ditengah hari[13] oleh karena itu jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertaqwa, pastilah Kami limpahkan  kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi kebanyakan mereka mendustakan (ayat-ayat) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya[14] dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah dinegeri itu supaya (menaati Allah), tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah sepantasnya berlaku terhjadapnya perkataan (ketentuan Kami), kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya[15]maka apakah penduduk negeri-negeri itu merasakan aman dari kedatangan siksaan Kami kepada mereka di malam hari diwaktu mereka sedang tidur ? atau apakah penduduk negeri –negeri itu merasa aman dari kedatangan siksaan Kami kepada mereka diwaktu matahari sepenggalan naik ketika mereka sedang bermain ? dan apakah mereka belum jelas bagi orang-orang yang mempusakai suatu negeri sesudah (lenyap) penduduknya, bahwa kami Kami menghendaki tentu Kami azab mereka karena dosa-dosanya; dan Kami kunci mati hati mereka tidak dapat mendengar (pelajaran lagi ?[16]
   Berapalah banyaknya kota yang  Kami telah membinasakannya yang penduduknya dalam keadaan zalim, maka (tembok-tembok) kota itu roboh menutupi atap-atapnya dan (berapa banyak pula) sumur yang telah ditinggalkan dan istana yang tinggi, maka apakah mereka tidak berjalan dimuka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar? Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta ialah hati yang didalam dada[17] maka Kami jadikan yang demikian itu peringatan bagi orang-orang dimasa itu, dan  bagi orang-orang yang datang kemudian, serta menjadi pelajaran bagi orang-orang yang bertaqwa[18], negeri-negeri (yang telah Kami binasakan) itu Kami  ceritakan sebagian dan berita-beritanya kepadamu, dan sungguh telah datang kepada mereka rasul-rasul mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, maka mereka (tidak) juga beriman kepada apa yang dahulunya mereka telah mendustakannya. Demikianlah Allah mengunci mati orang-orang kafir.[19]
Sebenarnya Al-Qur'an itu adalah ayat-ayat yang nyata didalam dada orang-orang yang diberi Ilmu. Dan tidak ada yang mengikari ayat-ayat Kami kecuali orang yang zalim[20]ini adalah kitab yang Kami turunkan kepada penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai pikiran[21] dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al-Qur'an untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran ?[22]Al-Qur'an ini adalah penerangan bagi seluruh manusia, dan petunjuk serta pelajaran bagi orang-orang yang bertqwa[23]Sesungguhnya Al-Qur'an ini adalah pedoman, petunjuk dan rahmat bagi kaum yang meyakini[24] Dan sekiranya Allah tiada menolak keganasan sebagian manusia dengan sebagian yang lain, tentulah dirobohkan biara-biara Nasrani, gereja-gereja, rumah-rumah ibadat orang Yahudi dan masjid-masjid, yang didalamnya banyak disebut nama Allah, sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (dien/Sistem/hukum)-Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa[25]





[1] Qur'an  Surah Al Maidah (5) ayat 2.
[2] Qur'an Surah Anisa (4) ayat 58
[3] Qur'an  Surah Al Maidah (5) ayat 8
[4] Qur'an Surah Al Imran (3) ayat 64
[5] Qur'an Surah An Nissa (4) ayat 1
[6] Qur'an Surah Al Hujuraat (49) ayat 13
[7] Qur'an Surah Ar Rum (30) ayat 30
[8] Qur'an Surah Al Israa (17) ayat 84
[9] Qur'an Surah Al Maaidah (5) ayat 35
[10] Qura'an Surah An Nahl (16) ayat 112-113
[11] Hadist Rasulullah Muhammad SAW riwayat HR Ad Dailami  dalam   Willayuddin A.R. Dani, Bahaya Indonesia menuju keruntuhan, Jakarta :Abu Hanifah Publising, 2007, halaman 247
[12] Qur'an Surah Al Anam (6) ayat 65
[13] Qur'an Surah Al Araaf (7) ayat 4
[14] Qur'an Surah Al Araaf (7) ayat 96
[15] Qur'an Surah Al Israa(17) ayat 16
[16] Qur'an Surah Al Araaf (7) ayat 97-98
[17] Qur'an Surah Al Hajj (22) ayat 45-46
[18] Qur'an  Surah Al Baqarah (2) ayat 66
[19] Qur'an Surah Al Araaf (7)  ayat 101
[20] Qur'an Surah Al Ankabuut (29) ayat 49
[21] Qur'an Surah Shaad (38) ayat 29
[22] Qur'an Surah Al Qamar (54) ayat 17,22, 32,40
[23] Qur'an Surah Al Imran (3) ayat 138
[24] Qur'an Surah Al Jaatsiyah (45) ayat 20
[25] Qur'an Surah Al Hajj (20) ayat 40
»»  Baca Selengkapnya...