Selasa, 06 Januari 2015

PROMOSI PARIWISATA BERBASIS TEKNOLOGI KOMUNIKASI MURAH



  PROMOSI PARIWISATA BERBASIS  TEKNOLOGI  KOMUNIKASI MURAH
(Perlu Terobosan Kebijakan Di Daerah Berdasarkan UU No 10 Tahun 2009)
Turiman Fachturahman Nur
Email: qitriaincenter@yahoo.co.id
HP 08125695414
A.  Aspek Hukum Kepariwisataan Yang Mendukung Ekonomi Kreatif.
            Jika kita mencermati UU No 10 Tahun 2009 Tentang Pariwisata, Pasal 1 angka 3 dan 4 secara normatif memberikan batasan, bahwa Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan Pemerintah Daerah. (Pasal 1 angka 3), sedangkan Kepariwisataan adalah keseluruhan kegiatan yang terkait dengan pariwisata dan bersifat multidimensi serta multidisiplin yang muncul sebagai wujud kebutuhan setiap orang dan negara serta interaksi antara wisatawan, Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan Pengusaha (Pasal 1 angka 4)
            Kata kunci dari kepariwisataan adalah sinergisitas antara pemangku kepentingan yang menurut peraturan peraturan perundang-undangan adalah interaksi antara wisatawan, Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan Pengusaha. Berkaitan dengan Pemerintah Daerah tentunya menjadi penting karena obyek pariwisata sebenarnya berada pada daerah otonom, oleh karena itu sinergisitas antara pemerintah daerah provinsi dengan pemerintah daerah kabupaten/kota menjadi penting, yaitu pada kebijakan promosi pariwisata daerah agar menjadi daya tarik wisatawan, pertanyaannya apa yang dimaksud daya tarik wisata ? Pasal 1 angka 5 UU Nomor 10 Tahun 2009 memberikan batasan yang smart, yakni Daya Tarik Wisata adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau tujuan kunjungan wisatawan. (Pasal 1 angka 5)
           Kata kuncinya adalah bagaimana mengemas keunikan, keindahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran agar menjadi  tujuan kunjungan wisatawan ?  Jelas harus ada pemetaan daerah tujuan wisata. Pertanyaannya adalah apa itu daerah tujuan wisata ? Secara normatif atau peraturan perundang-undangan cukup jelas memberikan batasan, yaitu Daerah tujuan pariwisata yang selanjutnya disebut Destinasi Pariwisata adalah kawasan geografis yang berada dalam satu atau lebih wilayah administratif yang di  dalamnya terdapat daya tarik wisata, fasilitas umum, fasilitas pariwisata, aksesibilitas, serta masyarakat yang saling terkait dan melengkapi terwujudnya kepariwisataan. (Pasal 1 angka 6)
          Pada tataran hukum, daya tarik wisata ternyata hanya salah satu bagian dari destinasi Pariwisata, tetapi harus didukung oleh fasilitas umum, fasilitas pariwisata, aksesibilitas, serta masyarakat yang saling terkait dan melengkapi terwujudnya kepariwisataan. Jika demikian, maka sesuai dengan konsep kepariwisatan patut dipahami bersama oleh para pengambil kebijakan atau birokrasi dinas pariwisata dan ekonomi kreatif harus satu persepsi, bahwa keseluruhan kegiatan yang terkait dengan pariwisata dan bersifat multidimensi serta multidisiplin. Hal ini berarti para pejabat di Dinas Pariwisata dan Eknonomi kreatif harus sudah memiliki data base dan pemetaan Kawasan Strategis Pariwisata di daerahnya masing-masing. Pertanyaan apa itu kawasan strategis pariwisata ? Secara normatif atau peraturan perundang-undangan adalah adalah kawasan yang memiliki fungsi utama pariwisata atau memiliki potensi untuk pengembangan pariwisata yang mempunyai pengaruh penting dalam satu atau lebih aspek, seperti pertumbuhan ekonomi, sosial dan budaya, daya dukung lingkungan hidup, serta pertahanan dan keamanan. (Pasal 10 UU No 10 Tahun 2009).
             Dengan demikian siapa yang bertanggungjawab terhadap kewenangan tersebut di atas, tentunya pada tataran daearah adalah pemerintah daerah, yakni Pemerintah Daerah adalah Gubernur, Bupati atau Walikota dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah.
             Perangkat Daerah sebagai bagian daerah pemerinah daerah adalah birokrat yang harus memiliki kapasitas dan kemampuan melakukan terobosan kebijakan dan konsep yang jelas bagaimana melakukan kegiatan kepariwisataan, bukan hanya sekedar tugas rutinitas yang menjadi birokrasi di strukur organisasi, oleh karena bagian promosi pariwisata atau yang marketing pariwisata daerah harus memiliki terobosan kebijakan. Hal ini diperlukan sebuah SDM yang profesional. Mengapa demikian, karena  SDM merupakan faktor utama dan strategis bagi tercapainya keberhasilan pembangunan suatu bangsa. SDM yang kuat dan berdaya saing tinggi dalam berbagai aspek akan mendukung peningkatan pembangunan, baik di bidang ekonomi maupun di bidang sosial dan budaya. Atau jika kita meminjam nomenklatur di Pariwisata, yakni ekonomi kreatif di bidang pariwisata yang multidimensi dan multidisiplin.
             SDM yang berdaya saing tinggi merupakan salah satu faktor kunci keberhasilan di era globalisasi yang diwarnai dengan semakin ketatnya persaingan serta tiadanya batas antar negara (borderless nation) dalam interaksi hidup dan kehidupan manusia. Oleh karena itu, untuk memenangkan dan menangkap peluang yang ada, pengembangan SDM harus ditekankan pada penguasaan kompetensi yang fokus pada suatu bidang tertentu yang pada gilirannya akan mampu meningkatkan daya saing di tingkat nasional maupun internasional.
              SDM yang berkualitas akan mendorong terciptanya produktivitas yang tinggi yang akan menjadi modal dasar bagi keberhasilan pembangunan perekonomian secara nasional. Selain itu, dalam menjawab berbagai tantangan dan peluang ke depan, dibutuhkan pula SDM yang berjiwa wirausaha, yang dapat memanfaatkan keunggulan sumber daya (comparative advantage) menjadi keunggulan daya saing (competitive advantage) dengan proses transformasi nilai tambah (added value) dan tranformasi teknologi sebagai acuan. Dengan tumbuhnya masyarakat yang berjiwa wirausaha diharapkan akan mampu menjadi modal dasar dalam membangun perekonomian nasional untuk mensejahterakan kehidupan bangsa dan pada akhirnya akan memperkuat Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Dalam mewujudkan SDM seperti yang dicita-citakan tersebut diperlukan kerja keras untuk menghadapi berbagai kendala dan tantangan yang berat.
               Pembangunan sektor pariwisata menghadapi permasalahan mendasar antara lain masih terbatasnya SDM pengelola, baik dari sisi kuantitas maupun kualitas. Daya saing SDM pariwisata Indonesia masih relatif rendah jika dibandingkan dengan negara-negara tetangga. Masih rendahnya daya saing tersebut dapat dilihat dari ketimpangan antara proporsi SDM pada level operasional dibandingkan dengan SDM pada level manajemen, pemikir maupun perencana. Kondisi ini disebabkan pendidikan dan keterampilan yang diberikan di sekolah-sekolah pariwisata dari tingkat SMK sampai dengan Diploma atau Program Setara Diploma dan Strata 1 lebih memprioritaskan pada pendidikan dan pelatihan praktis (practical skills) untuk SDM pariwisata di tingkat pelaksana (practical workers), dan kurang memberi perhatian pada pembekalan keilmuan yang dapat mempersiapkan SDM berkompetensi tinggi.
              Secara umum permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan SDM pariwisata adalah sebagai berikut:
  1. Belum teridentifikasinya ketersediaan SDM di bidang pariwisata baik secara kuantitas maupun kualitas.
  2. Belum teridentifikasinya tingkat kebutuhan SDM baik secara kuantitas maupun kualitas dalam rangka pembangunan bidang pariwisata baik jangka pendek, menengah maupun jangka panjang.
  3. Belum teridentifikasinya berbagai permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan dan peningkatan daya saing SDM guna pembangunan bidang pariwisata dalam menghadapi tantangan yang terjadi baik nasional, regional maupun internasional.
  4. Kurangnya keterpaduan kebijakan pemerintah dalam hal ini departemen terkait dalam pengembangan SDM pariwisata.
B.      Potret SDM Pariwisata Di Daerah
              Analisis situasi pengembangan SDM pariwisata Indonesia ini khususnya di daerah, diawali dengan memotret kondisi SDM pariwisata Indonesia, termasuk pembahasan mengenai terminologi terkait dengan SDM Pariwisata seperti pengertian SDM pariwisata, peranan SDM dalam pengembangan kepariwisataan Indonesia, klasifikasi SDM pariwisata dan beberapa data pendukung yang dapat menggambarkan perkembangan SDM kepariwisataan Indonesia baik secara kuantitas maupun kualitas. Selain itu, diuraikan pula isu-isu strategis dalam pengembangan SDM kepariwisataan Indonesia, kaji ulang kebijakan, program, dan kegiatan pokok pengembangan SDM kepariwisataan, dan bechmarking pengalaman beberapa Negara yang dapat dijadikan sebagai perbandingan dalam upaya pengembangan SDM kepariwisataan di masa yang akan datang.
  1. Potret SDM Pariwisata : Salah satu potensi dan kekuatan yang dimiliki oleh Indonesia dalam mengembangkan sektor pariwisata sebagai sektor andalan pemasukan pendapatan negara dan kesejahteraan masyarakat adalah jumlah penduduk yang saat ini telah mencapai lebih dari 220 juta jiwa. Potensi Indonesia untuk menjadi salah satu negara tujuan wisata utama dunia tidak disangsikan lagi. Hal ini dikarenakan potensi pariwisata Indonesia yang besar, seperti kekayaan alam, keanekaragaman budaya dan bahasa daerah, jumlah penduduk yang saat menduduki urutan ketiga terbesar di dunia, merupakan berbagai kekuatan yang dimiliki Indonesia. Oleh karena itu, Indonesia berpeluang untuk menjadikan pariwisata sebagai salah satu sektor andalan bagi pendapatan Negara dan kesejahteraan masyarakat. Namun, kondisi saat ini, posisi daya saing sektor pariwisata Indonesia semakin menurun. Hal ini ditunjukkan oleh rendahnya indeks daya saing baik daya saing yang mengindikasi bahwa masih ada kendala-kendala yang perlu ditangani, salah satunya terkait pengelolaan SDM. Menurut The Travel &Tourism Competitive Index, Indikator SDM Pariwisata Indonesia menduduki peringkat ke 42 dari 133 negara. Keunggulan Indonesia terletak pada indikator Daya Saing Harga (Price Competitiveness) yang berada pada peringkat ke 3 dan Prioritas terhadap Industri Pariwisata di peringkat ke 10 (WEF, 2009).  Di banyak negara, dalam proses perencanaan dan pengembangan kepariwisataan, pembahasan tentang SDM yang dibutuhkan dalam pelayanan kegiatan kepariwisataan yang benar dan efektif seringkali mendapat perhatian yang rendah. Dalam beberapa kasus, bahkan sama sekali diabaikan. Hal tersebut mengakibatkan timbulnya permasalahan serius dalam industri kepariwisataan, dan memungkinkan terhalangnya partisipasi masyarakat setempat dalam kegiatan ekonomi yang dikembangkan dari pengembangan kepariwisataan. Untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai peran dan kondisi SDM dalam industri pariwisata, maka pada pembahasan ini akan mengidentifikasi dan merumuskan pengertian SDM pariwisata, jenis dan klasifikasinya, peranannya terhadap perkembangan industri pariwisata, posisi daya saing dan kebutuhan di masa yang akan datang.
  2. Pengertian SDM Pariwisata : Keberadaan SDM berperanan penting dalam pengembangan pariwisata. SDM pariwisata mencakup wisatawan/pelaku wisata (tourist) atau sebagai pekerja (employment). Peran SDM sebagai pekerja dapat berupa SDM di lembaga pemerintah, SDM yang bertindak sebagai pengusaha (wirausaha) yang berperan dalam menentukan kepuasan dan kualitas para pekerja, para pakar dan profesional yang turut berperan dalam mengamati, mengendalikan dan meningkatkan kualitas kepariwisataan serta yang tidak kalah pentingnya masyarakat di sekitar kawasan wisata yang bukan termasuk ke dalam kategori di atas, namun turut menentukan kenyamanan, kepuasan para wisatawan yang berkunjung ke kawasan tersebut. Dengan merujuk pada Undang-undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan, pengertian SDM dapat terkait dengan Pariwisata adalah “berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan pemerintah daerah.” Sedangkan yang dimaksud dengan Kepariwisataan adalah “seluruh kegiatan yang terkait dengan pariwisata dan bersifat multidimensi serta multi disiplin yang muncul sebagai wujud kebutuhan setiap orang dan negara serta interaksi antar wisatawan dan masyarakat setempat, sesama wisatawan, Pemerintah, Pemerintah daerah, dan pengusaha”. Sedangkan Industri Pariwisata adalah “kumpulan usaha pariwisata yang saling terkait dalam rangka menghasilkan barang dan/atau jasa bagi pemenuhan kebutuhan wisatawan dalam penyelenggaraan pariwisata.”  Berdasarkan ke tiga pengertian pariwisata di atas maka yang dimaksud dengan SDM Pariwisata adalah Seluruh aspek manusia yang mendukung kegiatan wisata baik bersifat tangible maupun intangible yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan dan mewujudkan terciptanya kepuasan wisatawan serta berdampak positif terhadap ekonomi, kesejahteraan, dan kelestarian lingkungan dan budaya di suatu kawasan wisata.
  3. Peran SDM dalam Industri Pariwisata : Pariwisata sebagai sebuah industri yang sangat bergantung pada keberadaan manusia. Terwujudnya pariwisata merupakan interaksi dari manusia yang melakukan wisata yang berperan sebagai konsumen yaitu pihak-pihak yang melakukan perjalanan wisata/wisatawan dan manusia sebagai produsen yaitu pihak-pihak yang menawarkan produk dan jasa wisata. Sehingga aspek manusia salah satunya berperan sebagai motor penggerak bagi kelangsungan industri pariwisata di suatu negara. SDM merupakan salah satu faktor yang berperan penting dalam memajukan sektor pariwisata. Pentingnya SDM di sektor pariwisata adalah manusia (people) merupakan sumber daya yang sangat penting di sebagian besar organisasi. Khususnya di organisasi berbasis jasa (service-based organization), SDM berperan sebagai faktor kunci dalam mewujudkan keberhasilan kinerja (Evans, Campbell, & Stonehouse, 2003). Pada beberapa industri, faktor manusia berperan penting dan menjadi faktor kunci sukses terhadap pencapaian kinerja. Seperti pada industri pariwisata, dimana perusahaan memiliki hubungan langsung yang bersifat intangible (tak berwujud) dengan konsumen yang sangat bergantung pada kemampuan individu karyawan dalam membangkitkan minat dan menciptakan kesenangan serta kenyaman kepada para konsumennya (Lynch, 2000). Pengalaman tamu atau konsumen di dalam industri pariwisata merupakan aktivitas yang memiliki intensitas dan intimasi yang sangat tinggi dan tidak mudah untuk direplikasi oleh industri jasa yang lainnya. Pengalaman interaktif tersebut umumnya terjadi dengan para karyawan di garis depan (front-liners) yang umumnya memiliki status yang paling rendah, yang paling sedikit mengenyam program pelatihan dan merupakan para karyawan yang digaji paling rendah pula (Baum, 1996). Kesadaran pemerintah terhadap pentingnya peran SDM dalam industri pariwisata telah terlihat paling tidak sejak pemerintahan orde baru. Pada tahun 1993, Indonesia menjadi tuan rumah penyelenggaraan PATA/WTO Human Resource for Tourism Conference yang diselenggarakan di Bali. Peranan Indonesia sebagai tuan rumah bagi penyelenggaraan konferensi pariwisata tingkat internasional yang diikuti oleh berbagai Negara di dunia ini, menunjukkan perhatian pemerintah Indonesia terhadap isu penting SDM terhadap kelangsungan industri pariwisata dunia khususnya di Indonesia. Hal ini tercermin dari apa yang diungkapkan oleh Joop Ave yang saat itu menjabat sebagai Menteri Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi, yang menyatakan bahwa sebagai sebuah industri jasa (service industry), pariwisata sepenuhnya tergantung kepada manusia yang membuat industri tersebut berlangsung. Kualitas dan keterampilan manusia melayani para wisatawan sebagai konsumen dalam industri ini sangat menentukan keberhasilan suatu  daerah  tujuan  wisata  dibandingkan  dengan  yang  lainnya,  Demikian  juga atraksi wisata di suatu daerah tujuan wisata, intinya merupakan faktor manusia yang akan menentukan apakah para pengunjung (wisatawan) akan memperoleh pengalaman total dan akan berkunjung kembali. Pengembangan SDM di industri pariwisata saat ini menghadapi tantangan global yang memerlukan solusi dengan menembus batasan-batasan Negara, wilayah dan benua. Salah satu solusi yang perlu ditempuh adalah dengan meningkatkan kompetensi SDM yang dimiliki suatu Negara termasuk Indonesia melalui peningkatan kualitas pendidikan dan pelatihan yang tepat. Dari uraian di atas, maka dapatlah disimpulkan bahwa terdapat beberapa peran penting keberadaan SDM di industri pariwisata, yaitu sebagai motor penggerak kelangsungan industri; pelaku utama yang menciptakan produk inti pariwisata (pengalaman); dan salah satu faktor penentu daya saing industri.
  4. Jenis/Klasifikasi SDM Pariwisata  : Dari definisi pariwisata, kepariwisataan dan industri pariwisata di atas, keterlibatan manusia dalam kepariwisataan, dapat dikelompokkan menjadi: (1) manusia sebagai orang yang melakukan perjalanan wisata (wisatawan) dan (2) manusia baik individu maupun kelompok yang bertindak sebagai pihak yang menghasilkan produk dan/atau jasa untuk memenuhi kebutuhan wisatawan. Penekanan pengertian SDM dalam kajian ini adalah SDM dari sisi supply yaitu pihak-pihak yang bekerjasama dalam usaha menghasilkan produk/atau jasa yang dibutuhkan oleh wisatawan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan SDM Kepariwisataan adalah “seseorang maupun sekelompok orang yang terlibat dalam kegiatan kepariwisataan yang berperan dalam usaha menghasilkan dan menciptakan produk/jasa untuk pemenuhan kebutuhan wisatawan.” (RPJMN 2010-2014 bidang kebudayaan, parwisata, pemuda dan olahraga). Dari definisi tersebut maka SDM Pariwisata dapat dikelompokkan menjadi: (a) SDM yang berada di lembaga pemerintahaan yang menghasilkan kebijakan dan peraturan dalam pembangunan kepariwisataan; (b) SDM yang berada dalam lembaga pendidikan namun belum terlibat langsung dalam usaha pariwisata meliputi: Manajemen Lembaga Pendidikan, Pendidik dan Anak didik (siswa atau mahasiswa); (c) SDM yang telah terlibat langsung dalam kegiatan usaha pariwisata sebagai pihak yang berperan menghasilkan produk dan/atau jasa bagi wisatawan di dalam suatu kegiatan usaha formal, yang dapat dikelompokkan menjadi : Pengusahaan usaha pariwisata, meliputi para pengusaha sektor formal usaha pariwisata yang mengelola berbagai jenis usaha pariwisata. Pekerja usaha pariwisata yang bernaung dibawah suatu usaha pariwitasa sektor lembaga formal. (d) Masyarakat yang berada di luar sektor lembaga formal namun terkait dengan bisnis pariwisata. Bila mengacu kepada pariwisata sebagai suatu industri, maka SDM manusia kepariwisataan adalah orang-orang yang terlibat menghasilkan kebutuhan wisatawan di usaha pariwisata meliputi antara lain: daya tarik wisata, kawasan pariwisata, jasa transportasi wisata, jasa perjalanan wisata, jasa makan dan minuman, penyediaan akomodasi, penyelenggaraan kegiatan hiburan dan rekreasi, penyelenggaraan pertemuan, perjalanan insentif, konferensi dan pameran (MICE), jasa informasi pariwisata, jasa konsultan pariwisata, jasa pramuwisata, wisata tirta, dan spa. Sementara itu, pengelompokkan kepariwisataan (tourism) menurut versi UNWTO, yaitu SDM yang terlibat dalam kegiatan-kegiatan: (1) Usaha jasa pariwisata (tourism sector), yang meliputi biro perjalanan wisata, dan airlines, (2) Usaha jasa hospitalitas mencakup usaha penyediaan akomodasi/penginapan (accomodation), usaha penyediaan makanan dan minuman (food and beverage service) dan katering (catering), dan usaha hiburan (entertainment and leisure). Dalam kajian ini, penekanan pembahasan tentang pengembangan SDM dikelompokkan menjadi: (2) SDM kepariwisataan yang berada di industri pariwisata meliputi tenaga kerja pariwisata, dan pengusaha pariwisata, (3) SDM kepariwisataan yang berada di lembaga pendidikan atau lembaga pelatihan kepariwisataan, dan lembaga pemerintahan meliputi anak didik (siswa/mahasiswa), pendidik (guru/dosen), pengelolaan (manajemen) lembaga pendidikan, dan aparat pemerintah (birokrat). Sejalan dengan peran penting SDM pariwisata dalam meningkatkan daya saing, faktor manusia merupakan bagian dari faktor-faktor pembentuk daya saing industri di suatu negara.
  5. SDM  Pariwisata merupakan salah satu faktor sangat penting dalam pembangunan kepariwisataan mengingat pariwisata merupakan industri jasa yang pada umumnya melibatkan manusia sebagai faktor penggeraknya. Oleh karenanya pendidikan dan pelatihan di bidang pariwisata memberikan kontribusi yang sangat besar dalam menciptakan SDM pariwisata yang andal dan profesional baik secara kuantitas maupun kualitas dalam mendorong pertumbuhan pariwisata secara signifikan. Untuk memperoleh SDM pariwisata yang berdaya saing global diperlukan upaya yang sistematis dengan menekankan pada kompetensi lulusan dan kematangan emosi. Dalam hal ini, peran lembaga pendidikan dan pelatihan pariwisata baik di tingkat SLTA atau yang disetarakan maupun di tingkat perguruan tingga/akademi sangat penting dalam menghasilkan tenaga trampil terdidik yang berdaya saing global.
  6. Menurut The Travel & Tourism Competitive Index, Indikator SDM Pariwisata Indonesia menduduki peringkat ke 42 dari 133 negara. Keunggulan Indonesia terletak pada indikator Daya Saing Harga (Price Competitiveness) pada peringkat ke 3 dan Prioritas terhadap Industri Pariwisata di peringkat ke 10 (WEF, 2009). Dengan demikian, sesungguhnya kualitas SDM tidaklah seburuk apa yang dikemukakan oleh para pakar di berbagai tulisan.
  7. Pembahasan tentang SDM di berbagai literatur dan laporan di berbagai negara, umumnya mengacu kepada pengertian manajemen SDM dari sisi manajemen, sehingga ruang lingkup pembahasan berkisar pada bagaimana merencanakan, mengelola, mengembangkan dan menilai SDM yang ada di suatu organisasi, baik dari tingkat korporasi sampai pada tingkat unit bisnis. Pengertian SDM yang ditekankan dalam hal ini pun mengacu kepada SDM sebagai karyawan (employee). Sehingga umumnya pembahasan berkisar pada peranan tenaga kerja (employment) di suatu organisasi.  Dalam kajian ini, pengertian SDM yang menjadi fokus perhatian adalah tidak terbatas pada SDM sebagai tenaga kerja, melainkan semua pihak yang terlibat dalam industri pariwisata di Indonesia, seperti SDM yang berda di lembaga pendidikan tinggi, SDM yang telah lulus dari lembaga pendidikan tinggi namun belum memperoleh pekerjaan, SDM yang telah berada di industri (pengusaha), dan SDM yang berada di pemerintah (aparat pemerintah), dan SDM yang berada di luar lembaga formal yang terkait dengan kepariwisataan di suatu kawasan wisata yang turut memberikan andil dan peran terhadap perkembangan kepariwisataan. Secara lebih lanjut untuk lebih memahami langkah-langkah yang diperlukan dalam pengembangan SDM pariwisata, dapat dilakukan melalui analisis berdasarkan aspek penyediaan (supply) dan kebutuhan atau permintaan (demand). Dari sisi produksi atau penyediaan, sistem pendidikan memegang peranan penting dalam membentuk kualifikasi dan kompetensi SDM pariwisata. Hal ini terkait dengan lembaga pendidikan formal yaitu perguruan tinggi (PT) yang memiliki program studi bidang pariwisata dan SMK bidang pariwisata, dan lembaga pendidikan nonformal seperti balai latihan kerja (BLK) dan lembaga-lembaga pelatihan lainnya. Peran lembaga pendidikan dalam penyediaan SDM pariwisata untuk pasar dalam negeri, diharapkan selain dapat mengisi peluang kerja dalam konteks operasional (perhotelan, restoran dan katering, usaha perjalanan, dan atraksi wisata), juga diharapkan dapat mengisi kebutuhan tenaga konseptor seperti perencana dan peneliti pembangunan pariwisata. Lulusan pariwisata untuk keperluan pasar luar negeri yang pada umumnya merupakan tenaga kerja operasional. Sementara SMK bidang pariwisata diarahkan untuk mengisi kebutuhan tenaga kerja trampil di sisi operasional, peran lembaga pendidikan tinggi dapat menjadi lembaga pencetak a). akademisi, peneliti, dan perencana yang memerlukan kompetensi dalam pengembangan tentang pariwisata sebagai ilmu (tourism as science), b). teknokrat pemerintah, yang memerlukan kompetensi dalam pengembangan rancang bangun pariwisata, manajemen kebijakan, hukum, administrasi pembangunan pariwisata, c). profesional, yang memerlukan kompetensi dan keahlian dalam aspek menajerial usaha pariwisata (industri), dan d). tenaga teknis/operasional yang memerlukan kompetensi dalam keterampilan tugas-tugas teknis dalam usaha pariwisata.
  8. Sisi Penyediaan (Supply)  Gambaran sisi penyediaan antara lain dapat dilihat dari jumlah PT, SMK, dan siswa yang mengikuti pendidikan bidang pariwisata. Pada periode tahun 2007/2008 terdapat 415 sekolah pariwisata setingkat sekolah kejuruan (SMK) di Indonesia. Daerah yang memiliki SMK pariwisata adalah Jawa Timur sebanyak 82 sekolah, disusul DKI Jakarta sebanyak 53 sekolah. Bali sebagai barometer pariwisata hanya memiliki 23 sekolah. Selanjutnya siswa yang tercatat mengikuti pendidikan di SMK bidang pariwisata sebanyak 174.726 orang, tertinggi berada di Jatim sebanyak 35.399 siswa, sedangkan Bali sebagai barometer pariwisata hanya memiliki 9.285 siswa (Depdiknas, 2007/2008). Sedangkan lembaga pendidikan tinggi pariwisata atau yang menawarkan program studi pariwisata tercatat sebanyak 124 buah dari total 3.133 lembaga pendidikan tinggi, dan dapat diidentifikasi terdapat 213 program studi terkait pariwisata dari total 15.741 program studi. Sementera itu tercatat mahasiswa yang mengambil jurusan perhotelan dan pariwisata sebanyak 16.348 orang (Kusmayadi, 2009). Dari sisi ketersediaan tenaga pengajar, menunjukkan bahwa kualitas tenaga pengajar untuk sekolah tinggi pariwisata masih jauh dari memadai, tercatat hanya sekitar 21,94 persen dosen yang berpendidikan lebih tinggi dari strata S1 (Kusmayadi, 2009).
  9. Sisi Permintaan (Demand) Gambaran dari sisi permintaan/pengguna antara lain dapat dilihat dari kontribusi pariwisata dalam penyerapan tenaga kerja (dampak pariwisata terhadap tenaga kerja). Dampak yang diciptakan dari kegiatan pariwisata terbesar adalah terhadap tenaga kerja dan juga merupakan sektor yang dapat menciptakan lapangan kerja dan usaha, dengan demikian peranannya sangat diperlukan dalam meningkatkan perekonomian masyarakat maupun nasional. Tenaga kerja merupakan salah satu faktor produksi dalam menciptakan output barang dan jasa. Dalam model input-output, besarnya tenaga kerja yang terserap di setiap sektor secara linier mengikuti besarnya output yang dihasilkan. Dengan demikian, permintaan di sektor pariwisata juga akan memberi dampak terhadap penciptaan lapangan kerja. Semakin besar permintaan di sektor pariwisata, baik konsumsi wisatawan maupun investasi di bidang pariwisata, akan semakin besar pula penciptaan lapangan kerja di berbagai sektor terkait. Pada tahun 2007, dampak terhadap tenaga kerja di berbagai sektor ekonomi terkait pariwisata karena adanya kegiatan pariwisata mencapai 5.216 ribu orang atau 5,22 persen dari tenaga kerja nasional. Jumlah tenaga kerja terbesar di bidang kepariwisataan diciptakan oleh pengeluaran wisnu yang mencapai 2,72 persen dari jumlah tenaga kerja nasional, sementara pengeluaran wisman berperan 1,46 persen (BPS). Kedua permintaan ini cukup berpengaruh besar karena memang memberi dampak langsung terhadap peningkatan tenaga kerja. Permintaan yang lain kurang memberi dampak berarti bagi penyerapan tenaga kerja. Pengeluaran investasi pariwisata hanya berperan 0,81 persen, pengeluaran pre-post-trip dari wisatawan Indonesia ke luar negeri 0,14 persen dan promosi pariwisata 0,09 persen (BPS). Mengacu kepada sektor akomodasi, untuk hotel berbintang secara nasional dari 33 propinsi, tercatat terdapat sejumlah 1,169 usaha akomodasi, dengan jumlah kamar 112,079, dan jumlah tempat tidur 174,321. Sektor ini mampu menyerap rata-rata pekerja per usaha sebesar 117.684, sedangkan rata-rata pekerja per kamar sebesar 117.684 (BPS). Sedangkan untuk hotel non-bintang, secara nasional dari 33 propinsi, tercatat sejumlah 12.585 usaha akomodasi, dengan jumlah kamar 213,139, dan jumlah tempat tidur 349,619. Sektor ini mampu menyerap rata-rata pekerja per usaha sebesar 8.747, sedangkan rata-rata pekerja per kamar sebesar 0.516 (BPS).
C.Perlunya Terobosan Kebijakan Pembangunan Kepariwisataan dan Promosi Kepariwisataan Berbasis IT
          Berdasarkan masalah di atas pertanyaan Bagaimana Promosi Pariwisatas Dapat Menggunakan Teknologi Komunikasi atau Berbasis IT tetapi dengan biaya murah? Kemudian bisa dilaksanakan oleh SDM di Dinas Pariwisata dan tidak perlu keahlian IT yang mumpuni, tetapi yang terpenting mampu merubah pola pikir cara berkomunikasi saja. Misalnya Email Berbasis video, atau News Letter berbasis video, karena bagaimanapun promosi  pariwisata itu sebenarnya rumusnya sederhana, yaitu 5 M, mendengar, melihat, mengunjungi, menikmati, membayar.
          Bagaimana mungkin jika dinas pariwisata daerah tak memiliki data base daerah unik dan daerah tujuan wisata yang direproduksi dengan video minimal berdurasi 15 menit? Seharusnya setiap moment budaya, daerah unik, daerah tujuan wisata sudah di buatkan data base video yang terpetakan dan terarsipkan secara rapi, kemudian ada news letter yang memaparkan semua itu secara jelas dan menarik semacam profile yang berbasis video. Hal ini menjadi penting untuk di terobos melalui model kebijakan  khususnya promosi kepariwisataan berbasis IT tetapi dengan biaya murah, karena hal ini selaras dengan tujuan kepariwisataan, sebagaimana Pasal 4 UU No 10 Tahun 2009, bahwa Kepariwisataan bertujuan untuk:
  • meningkatkan pertumbuhan ekonomi
  • meningkatkan kesejahteraan rakyat
  • menghapus kemiskinan;
  • mengatasi pengangguran.
  • melestarikan alam, lingkungan, dan sumber daya
  • memajukan kebudayaan
  • mengangkat citra bangsa
  • memupuk rasa cinta tanah air
  • memperkukuh jati diri dan kesatuan bangsa, dan 
  • mempererat persahabatan antar bangsa
Pertanyaannya bagaimana tujuan tersebut bisa tercapai jika tidak ada terobosan kebijakan, yang terpenting kebijakan tersebut tetap memegang prinsip kepariwisataan, sebagaimana amanah Pasal 5 UU No 10 Tahun 2009 diantaranya adalah memberi manfaat untuk kesejahteraan rakyat, keadilan, kesetaraan, dan proporsionalitas, memelihara kelestarian alam dan lingkungan hidup, memberdayakan masyarakat setempat, menjamin keterpaduan antar sektor, antar daerah, antara pusat dan daerah yang merupakan satu kesatuan sistemik dalam kerangka otonomi daerah, serta keterpaduan antar pemangku kepentingan.
          Semua hal di atas akhir yang perlu disusun adalah rencana Pembangunan Kepariwistaan daerah harus mengacu amanah Pasal 6 UU No 10 Tahun 2009 adalah melalui pelaksanaan rencana pembangunan kepariwisataan dengan memperhatikan keanekaragaman, keunikan, dan kekhasan budaya dan alam, serta kebutuhan manusia untuk berwisata.
           Apa saja yang perlu dipetakan dalam pembagunan kepariwisataa, Pasal 7 UU No 10 Tahun 2009 tentang Pariwisata menyatakan, bahwa Pembangunan kepariwisatan meliputi:
  • industri pariwisata
  • destinasi pariwisata
  • pemasaran dan 
  • kelembagaan kepariwisataan
         Berkaitan dengan pemasaran atau promosi marketing, maka perlu dipahami dan disepakati bersama, bahwa dunia pariwisata merupakan salah satu sektor penghasil devisa yang memiliki potensi  cukup besar untuk dikembangkan. Sektor pariwisata saat ini mengalami perkembangan yang sangat pesat seiring dengan makin meningkatnya kebutuhan akan pariwisata, Pariwisata merupakan sektor yang interen dengan kehidupan masyarakat yang modern.  
          Hukum ekonomi menyatakan, bahwa   semakin tinggi tingkat pendidikan dan ekonomi seseorang  atau masyarakat, kebutuhan pada kepariwisataan akan semakin besar pula. Hal ini karenakan dalam jangka panjang sektor pariwisata telah menjadi salah satu sektor ekonomi yang selalu tumbuh dan berkembang seiring dengan kemajuan dan dinamika masyarakat dunia, sehingga tidaklah mengherankan apabila kemudian banyak Negara termasuk juga Indonesia yang kemudian menjadikan sektor pariwisata sebagai tumpuan sumber penggerak ekonomi bagi masa depan negaranya.
           Pariwisata dikembangkan disuatu daerah otonom dengan berbagai alasan, namun biasanya yang menjadi alasan utama adalah untuk menghasilkan manfaat ekonomi dari masuknya devisa bagi daerah, peningkatan pendapatan masyarakat dan pemerintah. Pariwisata juga dapat mendorong proses perlindungan terhadap suatu lingkungan fisik maupun sosial budaya dari masyarakat setempat, karena objek wisata merupakan aset yang dapat dijual kepada wisatawan sehingga masyarakatpun memiliki kesadaran dan keinginan besar untuk menjaga segenap potensi objek wisatanya hingga dapat dilirik dan tetap dikunjungi oleh wisatawan.
             Pengembangan suatu pariwisata akan dapat dicapai dengan efektif jika pembangunan dilakukan dengan perencanaan yang baik dan terintegrasi dengan pengembangan daerah secara keseluruhan. Pembangunan pariwisata perlu dipersiapkan secara terstruktur, terpadu dan berkesinambungan agar tujuan pelestarian lingkungan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat dapat tercapai.
           Penerapan otonomi daerah yang memberi kewenangan bagi daerah untuk mengoptimalkan segenap potensi yang dimiliki termasuk dalam sektor pariwisata menjadi dasar pembangunan pariwisata di daerah agar manfaat sebesar-besarnya dapat dirasakan dan digunakan untuk pembangunan daerah yang berujung pada perkembangan pariwisata nasional.
            Keberhasilan pengembangan pariwisata tidaklah hanya tergantung pada berapa banyak objek wisata yang dimiliki, keindahan, kealamian dan keunikan budaya dan tradisi masyarakat disekitar objek atau kawasan wisata namun yang jauh lebih penting adalah sumber daya manusia sebagai pengelola, sistem manajemen pengelolaan pariwisata dan informasi pariwisata itu sendiri.
             Sumber daya manusia yang berkualitas serta manajemen pengelolaan yang baik dan informasi pariwisata yang akurat, serta mudah diakses akan mampu mengembangkan potensi-potensi wisata menjadi lebih baik sehingga  memberikan dampak positif bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat serta meningkatkan penghasilan suatu daerah atau negara.
             Salah satu faktor yang menghambat perkembangan suatu pariwisata adalah pola promosi dan sistem pengelolaan informasi pariwisata yang belum baik sehingga terkadang  objek wisata menjadi tidak dikenal dan tentunya tidak menjadi objek tujuan para wisatawan untuk berwisata. selain itu keterbatasan informasi tentang tujuan wisata, objek wisata yang menarik, produk atau hasil kerajinan, budaya dan tradisi lokal serta sarana dan prasarana yang tersedia, serta masalah transportasi untuk mencapai suatu kawasan wisata juga makin membuat suatu kawasan wisata tidak berkembang dengan baik.
           Harus diakui bahwa kebanyakan pengelolaan informasi kepariwisataan saat ini hanya bersandar pada pengelolaan konvensional yang menggandalkan penjualan pariwisata dengan promosi lewat majalah pariwisata, brosur pariwisata, dan informasi dari mulut ke mulut. Hal ini terutama banyak berlaku pada sektor pariwisata di daerah atau kota-kota kecil di Indonesia, Keterbatasan informasi inilah yang membuat pariwisata di daerah-daerah menjadi susah berkembang.
           Perkembangan dunia teknologi informasi yang ditandai dengan penggunaan internet yang meningkat sangat pesat haruslah dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya dalam pengembangan dunia kepariwisataan di indonesia. Pemanfaatan teknologi informasi ini akan memudahkan informasi bagi para wisatawan tentang objek-objek wisata dengan sarana dan prasarana pendukungnya, informasi tentang rute, jarak, biaya dan moda yang dapat digunakan untuk mencapai suatu lokasi wisata.
                Saat ini perencanaan pengembangan sektor pariwisata nasional memang telah direncanakan dengan baik dengan dibuatnya satu rencana induk pengembangan pariwisata nasional (RIPPN) yang diteruskan dengan rencana induk pengembangan pariwisata  (RIPPDA) baik itu di tingkat provinsi maupun di tingkat kota dan kabupaten yang berisi informasi tentang potensi-potensi objek wisata dengan segenap sarana dan prasarana pelengkapnya, gateway dan rencana perjalanan wisata, namum hal ini menjadi tidak efektif karena terkadang hanya tertinggal sebagai laporan pengisi lemari di instansi pemerintahan terutama instansi yang mengelola pariwisata dan kebudayaan, laporan inipun juga menjadi laporan yang susah di akses tampa adaya perijinan dengan segenap tradisi-tradisi pengelolaan birokrasi yang rumit membuat informasi tentang potensi objek-objek menjadi tidak diketahui orang banyak.
              Melihat kondisi tersebut maka perlu dilakukan suatu upaya penyusunan rencana pengembangan pariwisata nasional yang berbasis pada sistem teknologi informasi yang memperkenalkan segenap potensi wisata, sarana dan prasarana pendukung, kemudahan akses dan transportasi, paket wisata yang ditawarkan, biaya, rute dan jarak serta hal-hal yang berkenaan dengan pariwisata di tiap-tiap daerah. Informasi yang diberikanpun bukan sekedar data base jumlah dan jenis objek wisata saja, namun juga dengan visualisasi objek dan fasilitas, peta citra satelit sehingga informasi ini dapat dimanfaatkan oleh para wisatawan untuk menentukan daerah tujuan wisata, jadwal kegiatan wisata, paket wisata yang dipilih, waktu yang diperlukan, biaya, moda yang akan digunakan serta kemudahan transaksi lainnya.
             Dengan pemanfaatan teknologi informasi dalam pengelolaan informasi pariwisata yang memberikan kemudahan bagi pihak pemerintah atau pengelola suatu objek atau kawasan wisata dalam mempromosikan potansi-potensi wisatanya serta kemudahan para wisatawan dalam memilih daerah tujuan wisata, paket-paket wisata, akomodasi dan moda transportasi yang akan digunakan, serta adanya ruang interaksi, maka diharapkan akan membawa perkembangan bagi sektor pariwisata nasional sehingga mampu menjadi salah satu sektor unggulan dalam peningkatan pendapatan atau devisa Negara di masa mendatang.
             Pariwisata saat ini menjadi industri dan lebih menarik sebagai ladang industri kreatif. Sebagai ladang industri kreatif pariwisata berkontribusi penting dalam pertumbuhan ekonomi. Kalbar punya karakter yang khusus. Secara geografis ia sangat strategis lantaran bertetangga dengan Malaysia dan Brunei. Secara klimatologis ia berada di atas garis khatulistiwa dan punya sungai terpanjang di Indonesia. Kalbar kaya flora, fauna dan budaya. Kalbar luasnya 1,5 kali Jawa plus Bali.
                 Sektor pariwisata merupakan sektor yang akan memberikan penambahan pendapatan yang cukup besar bagi suatu Negara ketika mampu dikelola dengan baik. Belum berkembangnya sektor pariwisata nasional dengan baik saat ini tidak bisa dipisahkan dari sistem pengelolaan informasi pariwisata, dimana kebanyakan pengelolaan informasi hanya bertumpu pada penggunaan media informasi berupa majalah dan brosur pariwisata saja. 
                 Dunia pariwisata yang menjadi salah satu bidang garapan pemerintah sudah saatnya memanfaatkan Teknologi Informasi sebagai implementasi dalam mempublikasikan dan memasarkan potensi wisata nasional dan daerah. Kemajuan teknologi informasi saat ini haruslah mampu dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya untuk mengembangkan suatu sistem informasi pariwisata yang juga dikombinasikan dengan pemanfaatan sistem informasi geografis.
                   Keberadaan rencana induk pengembangan pariwisata nasional yang diteruskan dengan rencana induk pengembangan pariwisata daerah (RIPPDA) baik itu di tingkat provinsi, kota dan kabupaten yang dimiliki saat ini harus mampu dikolaborisasikan dan di transformasikan dalam satu rencana pengembangan pariwisata berbasis teknologi informasi sehingga promosi dan pengelolaan informasi potensi pariwisata menjadi lebih baik, lebih akurat dan mudah diakses oleh wisatawan.
              Pada saat ini pemanfaatan Teknologi Informasi untuk pengembangan sector pariwisata di Indonesia masih lemah, hal ini dapat dilihat dengan kurangnya website khusus yang menyediakan informasi yang lengkap mengenai sistem pariwisata di Indonesia. Karena itu pengembangan sektor pariwisata berbasis teknologi informasi menjadi suatu langkah pengembangan yang tidak bisa dikesampingkan dan ditawar-tawar lagi ketika kita menginginkan berkembangnya sektor pariwisata nasional.


D.Dasar Hukum Promosi Kepariwisaataan Berbasis Teknologi Komunikasi Informasi
              Pengembangan pariwisata berbasis teknologi informasi ini dilakukan dengan menyediakan web khusus pariwisata Indonesia pada tingkat pusat dan diteruskan kedaerah dan pengelola suatu kawasan wisata, web ini kemudian memberikan informasi berupa objek-objek wisata yang dimiliki tiap-tiap daerah, sarana dan prasana pelengkapnya, akomodasi, transportasi, keunikan budaya dan tradisi lokal serta karya khas daerah serta sistem informasi geografi tiap objek wisata. Dengan tersedian web khusus pariwisata dengan informasi yang rinci, akurat disertai dengan visualisasi dan detail kondisi kawasan maka wisatawan akan menjadi faktor penarik bagi wisatawan untuk mengunjugi satu daerah, kawasan ataupun objek wisata.  
              Hal ini selaras dengan program E-Tourism Sebagai Bentuk Pemanfaatan Teknologi Informasi untuk Pengembangan Sektor Pariwisata, sebagaimana diketahui, bahwa Pariwisata Indonesia merupakan sektor yang memiliki potensi besar dalam menghasilkan pendapatan Negara apabila dikembangkan secara optimal. Oleh karena itu, berbagai aspek dalam bisnis kepariwisataan telah dikembangkan oleh pemerintah maupun para pelaku kepariwisataan guna meningkatkan pendapatan pada sektor ini. Ada berbagai alternatif dalam mengembangkan potensi pariwisata seperti: pembenahan dan renovasi kawasan wisata, menciptakan daerah tujuan wisata, melakukan promosi melalui media maupun brosur-brosur, serta masih banyak lagi alternatif yang dapat dilakukan guna menunjang pengembangan wisata namun itu saja belum cukup untuk menjawab tantangan penanganan dunia pariwisata kita. Oleh karena itu, pemanfaatan teknologi informasi dengan pengembangan sistem E-Tourism yang menekankan pada online booking sebagai landasan dan langkah maju dalam pengembangan pariwisata Indonesia merupakan hal mutlak yang harus segera diterapkan dalam pengelolaan sektor pariwisata.
               Pengembangan sistem E-tourism ini haruslah terintegrasi dengan kebijakan-kebijakan pengembangan pariwisata dan terintegrasi dengan sistem informasi pelayanan pendukung seperti industri jasa penerbangan, pelayaran, angkutan jalan raya, asuransi, agen travel, hotel, restoran, serta sentra kerajianan khas daerah dan pengelola daerah, kawasan atau objek wisata itu sendiri.
               Penerapan sistem E-tourism ini memberikan informasi tentang objek wisata serta paket wisata dengan segenap komponen-komponen pendukungnya melalui website pariwisata dan bersifat interaktif dengan wisatawan yang membutuhkan informasi. Tampilan yang menarik dan dengan konten-konten yang lengkap serta informasi yang akurat dan senantiasa terbarukan yang disediakan oleh website pariwisata akan menjadi faktor penarik bagi wisatawan untuk selalu mengakses website dan mengenali lebih jauh tentang objek-objek wisata yang ditawarkan, sehingga melalui E-Tourism paling tidak dapat memberikan peningkatan pendapatan pada sektor  kepariwisataan bagi pariwisata Indonesia.
               Berdasarkan ketersediaan berbagai aspek seperti akamodasi, objek wisata, fasilitas untuk mendukung aktivitas wisatawan, , dan adanya informasi yang lengkap tentang jarak perjalanan yang dilengkapi dengan ketersediaan peta citra satelit dan didukung oleh kecocokan harga dan waktu, maka akan sangat membantu wisatawan untuk mengambil keputusan didalam melakukan perjalanan wisata ke Indonesia.
                E-tourism dipandang sebagai bentuk pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan daya guna dalam bidang pariwisata, memberikan berbagai jasa layanan pariwisata kepada customers dalam penyelenggaraan pemasaran pariwisata yang lebih mudah diakses.
                Selain sebagai media penyedia informasi, teknologi internet juga dapat memudahkan wisatawan untuk berinteraksi dengan operator pariwisata yang dikehendakinya. Antara lain untuk kepentingan pemesanan kamar hotel, tiket perjalanan, tiket pertunjukan dan mengakses segala kebutuhan informasi pariwisata lainnya sehingga sangat memudahkan dan menghemat biaya serta menghemat waktu karena tidak perlu pergi sendiri ke tempat penjualannya.
                 Konsep E-Tourism pada dasarnya merupakan konsep yang masih baru dan belum mendapatkan perhatian serius dari berbagai pihak yang bergerak dalam bidang pariwisata, khususnya di Indonesia. E-Tourism masih di lihat sebagai sesuatu hal yang masih perlu dikaji lebih jauh mengenai keberadaan. Meskipun dilain pihak dalam pengembangan pariwisata penekanan terhadap pemanfaatan teknologi informasi dan  Internet sudah tinggi, namun hal ini tidak di barengi dengan aplikasi internet tersebut sebagai alat pengembangan pariwisata. Berdasarkan pemahaman tersebut, maka pengembangan E-Tourism sangat terkait erat dengan penggunaan internet sebagai media utama yang dipakai dalam pengelolaan informasi dan promosi penjualan jasa pariwisata.
              Pada hakekatnya internet memiliki peran yang tidak terpisah dalam perkembangan teknologi, terutama pariwisata. Internet telah menjadi salah satu solusi yang ditawarkan untuk mempermudah kinerja pengembangan pariwisata di Indonesia.  Lewat internet banyak hal bisa di akses secara mudah, serta digunakan oleh sebagian besar masyarakat didunia.  Hal ini memungkinkan penyebaran informasi mengenai pengembangan pariwisata bisa diakses kapan, dimana, serta oleh siapa saja. Pemanfaatan internet dalam pasar pariwisata dipakai sebagai la ndasan dalam pengambilan kebijakan strategis pariwisata, dan merupakan dasar perubahan/inovasi pariwisata yang lebih efektif. Hal ini terlihat dari pengembangan infrastruktur, human capacity, dan integrasi konsep elektronik bisnis tingkat rendah oleh penyedia pariwisata lokal, pemerintah, dengan menambah aturan utama dalam menumbuhkan paritisipasi dan pemasukan perusahaan pariwisata.
             Hendriksson (2005), menyatakan bahwa ada empat karateristik utama bila  kita ingin mengembangkan E-Tourism yaitu : 1) produk pariwisata; 2) dampak berantai yang ditimbulkan oleh industri pariwisata; 3) struktur industri pariwisata; 4) adalah ketersediaan perangkat teknologi komunikasi dan informasi. Lebih jauh Eriksson menyatakan, dalam mempersiapkan karateristik E-Tourism, maka perlu dilakukan pembangunan untuk mencapai penyempurnaan pasar elekronik, seperti : 1) warisan sistem yang telah ada; 2) keberagaman informasi; 3) tidak ada standar global dalam penukaran data; 4) operasi tanpa batas.
               Teknologi informasi dan komunikasi telah memberikan dampak pada promosi, pemasaran, dan penjualan pariwisata. Karena wisatawan kini tidak sabar menunggu informasi yang biasanya diberikan melalui biro jasa perjalanan ataupun organisasi pengelola kawasan wisata sehingga mereka lebih senang mencari sendiri apa yang ada di benaknya sehingga mampu meyakinkan bahwa produk yang dipilihnya adalah yang terbaik. aplikasi internet dalam pariwisata pada dasarnya tercermin dalam suatu sistem distribusi pariwisata yang lebih mengarah pada transformasi pengembangan industri pariwisata dari perantara tradisional ke arah perantara internet
               Sistem kepariwisataan yang berbasiskan E-Tourism dengan penekanan pada online booking, dan mendasarkan pada sistem  yang dibuat oleh Prantner, Siorpaes, dan Bachlechner, (2005), namun pengembangannya harus disesuaikan berdasarkan perkembangan pariwisata di Indonesia, dimana konsumen pariwisata kembali diperhadapkan dengan hal klasik seperti ketersediaan waktu dan harga/keuangan.  Kemudian sistem ini juga diperhadapkan dengan masalah yang sama yakni akomodasi, transportasi, serta fasilitas dari aktivitas yang akan disiapkan.  Namun yang berbeda dan menjadi ciri khas dari sistem ini adalah, adanya satu konsep objek wisata yang lebih terfokus untuk masalah kebudayaan, serta kawasan wisata yang ada. 
              Adapun alasan dasar mengapa hal-hal tersebut diangkat dan menjadi salah satu prioritas adalah karena lewat hal ini budaya Indonesia,khususnya Kal-Bar secara khusus diperkenalkan kepada konsumen dalam hal ini turis, dilain sisi budaya yang ada akan terus dijaga dan dilestarikan oleh masyarakat, karena lewat budaya ini bukan saja identitas yang akan tetap dipertahankan namun juga lewat budaya, masyarakat setempat pun mendapatkan penghasilan. Begitu juga kawasan wisata yang selama ini memiliki potensi yang besar namun belum diperhatikan bisa dapat dimaksimalkan oleh pemerintah daerah.
               Lewat sistem online booking, sangat mempermudah konsumen merencanakan serta melakukan perhitungan yang tepat untuk mendapatkan paket liburannya. Hal ini disebabkan karena konsumen dalam hal ini wisatawan dapat mengetahui kepastian biaya yang dikeluarkan pada saat melakukan perjalanan. Disamping itu, wisatawan juga dapat memperoleh kepastian akan aktivitas yang akan dilakukan pada saat melakukan perjalanan.
             Disisi lain, dengan adanya informasi yang komperhensif mengenai jarak ke lokasi wisata dan juga jarak perjalanannya, maka akan mempermudah wisatawan dalam mengambil keputusan untuk melakukan perjalanan ke lokasi wisata tersebut. Oleh karena itu, jarak, tidak lagi menjadi masalah yang terlalu signifikan dalam penyampaian informasi untuk efisiensi dan efektifitas wisatawan.
               Berdasarkan uraian diatas, maka kehadiran E-Tourism dalam meningkatkan pendapatan pariwisata sangatlah penting karena pengoptimalan potensi pariwisata tidak hanya berada dalam arah pembenahan lokasi maupun objek wisata, namun harus diikuti dengan pemafaatan teknologi internet dalam melakukan promosi serta pemesanan langsung oleh wisatawan oleh perlu adanya pelatihan Jurnalisme Kampung-Jurnalisme Kampus Memetakan Simpul Pariwisata di daerah khusus untuk Kal-Bar bisa dibuat nomenklatur program Kapuas Riverbank Award Pariwisata berbasis Teknologi IT
            Adapun latar belakang Program ini adalah harus dipahami menjelang MEI 2015 Sektor pariwisata  adalah sektor yang penting,  pada dasarnya merupakan sektor yang memiliki potensi yang sangat besar untuk peningkatan pendapatan Negara atau daerah serta peningkatan pendapatan masyarakat ketika mampu dikelola dengan baik. Salah satu faktor yang menyebabkan kurang berkembangnya sektor pariwisata nasional saat ini adalah karena pengelolaan informasi yang bersifat promosi dan belum mampu memaksimalkan ketersediaan teknologi informasi yang tersedia. Karena itu dalam mengembangkan sektor pariwisata maka perlu adanya pengembangan sistem informasi pariwisata yang berfungsi sebagai media informasi dan panduan bagi wisatawan yang berkunjung dan yang akan berkunjung.
             Pemanfaatan teknologi informasi dalam pengembangan sektor pariwisata dalam bentuk E-Tourism akan memberikan dampak yang sangat besar bagi perkembangan sektor pariwisata dan berujung pada peningkatan pendapatan dalam bidang kepariwisataan.
             Pemanfaatan teknologi informasi ini harus di sinergikan dengan kebijakan-kebijakan pemerintah dalam sektor pariwisata yang tertuang dalam rencana induk pengembangan pariwisata daerah dan terintegrasi dengan sistem pendukung pariwisata lainnya. Oleh Karena itu harus ada penghargaan terhadap pengelolaan oleh pemerintah kepada warga masyarakat atau komunitas pariwisata yang kreatif yang diinisiatif oleh stakeholder pariwisata di Kal Bar melalui program Kapuas Riverbank Award Pariwisata berbasis Teknologi IT
            Menarik ketika kita membaca secara cermat Pasal 10 UU No 10 Tahun 2009 yang menyatakan, bahwa Pemerintah dan Pemerintah Daerah mendorong penanaman modal dalam negeri dan penanaman modal asing di bidang kepariwisataan sesuai dengan rencana induk pembangunan kepariwisataan nasional, provinsi, dan kabupaten/kota
             Tentunya dalam hal penaman modal dalam negeri dan asing dalam kegiatan usaha pariwisata apa saja nomenklatur programnnya, jika kita membaca Pasal 14 ayat (1) UU No 10 Tahun 2009 menyatakan secara sistimatis, bahwa  Usaha pariwisata meliputi, antara lain:
  • daya tarik wisata
  • kawasan pariwisata
  • jasa transportasi pariwisata 
  • jasa perjalanan pariwisata
  • jasa makanan dan minuman 
  • penyediaan akomodasi
  • penyelenggaraan kegiatan hiburan dan rekreasi
  • penyelenggaraan pertemuan, perjalanan insentif, konferensi dan pameran
  • jasa informasi pariwisata
  • jasa konsultan pariwisata
  • jasa pramuwisata
            Berdasarkan sekian nomenklatur usaha pariwisata di atas, maka yang berkaitan dengan promosi pariwisata adalah jasa informasi pariwisata. Hal ini menjadi penting, karena berkaitan dengan hak sebagaimana ditegaskan Pasal 20 UU No 10 Tahun 2009, bahwa Setiap wisatawan berhak memperoleh:
  • informasi yang akurat mengenai daya tarik wisata
  • pelayanan kepariwisataan sesuai dengan standar
  • perlindungan hukum dan keamanan
  • pelayanan kesehatan 
  • perlindungan hak pribadi; dan
  • perlindungan asuransi untuk kegiatan pariwisata yang beresiko tinggi
Berkaitan dengan informasi yang akurat mengenai daya tarik wisata, tentunya perlu Dinas pariwisata memiliki data base informasi yang berbasis Informasi Teknologi dan yang paling tepat adalah berbasiskan video yang terarsipkan dan terpetakan secara proporsional. Persoalannya apakah ada SDM di Dinas Pariwisata yang paham penggunakan teknologi Komuikasi Berbasiskan Video dan Pengadaan secara murah bisa dipromosia setiap saat dan on line ? Menurut penulis ada teknologi dan bahkan sangat canggih dapat digunakan seumur hidup dengan maintanance murah pertahun.
Mengapa ini sangat perlu, karena sudah menjadi kewajiban Pemerintah Daerah sebagaimana diamanahkan Pasal 23 ayat 1  Pemerintah dan Pemerintah Daerah berkewajiban:
  • menyediakan informasi kepariwisataan, perlindungan hukum, serta keamanan dan keselamatan kepada wisatawan (a)
  • menciptakan iklim yang kondusif untuk perkembangan usaha pariwisata yang meliputi terbukanya kesempatan yang sama dalam berusaha, menfasilitasi dan memberikan kepastian hukum (b)
  • memelihara, mengembangkan dan melestarikan aset nasional yang menjadi daya tarik wisata dan aset potensial yang belum tergali, dan (c)
  • mengawasi dan mengendalikan kegiatan kepariwisataan dalam rangka mencegah menanggulangi berbagai dampak negatif bagi masyarakat luas. (d)
 Hal di atas lebih diperinci dalam struktur kewenangannya baik provinsi maupun kabupaten, Pasal 29, 30 UU No 10 Tahun 2009 pada Pasal 29 menyatakan secara tegas kewenangan atribusi, yaitu Pemerintah provinsi berwenang:
  • menyusun dan menetapkan rencana induk pembangunan kepariwisataan provinsi
  • mengoordinasikan penyelenggaraan kepariwisataan di wilayahnya.
  • melaksanakan pendaftaran, pencatatan dan pendataan pendaftaran usaha pariwisata
  • menetapkan destinasi pariwisata provinsi
  • menetapkan daya tarik wisata provinsi
  • menfasilitasi promosi destinasi pariwisata dan produk pariwisata yang berada di wilayahnya
  • memelihara aset provinsi yang menjadi daya tarik wisata provinsi, dan 
  • mengalokasikan anggaran kepariwisataan
        Kemudian Pasal 30 UU Nomor 10 Tahun 2009 Pemerintah kabupaten/kota berwenang:
  • menyusun dan menetapkan rencana induk pembangunan kepariwisataan kabupaten/kota
  • menetapkan destinasi pariwisata kabupaten/kota
  • menetapkan daya tarik wisata kabupaten/kota
  • melaksanakan pendaftaran, pencatatan, dan pendataan pendaftaran usaha pariwisata.
  • mengatur penyelenggaraan dan pengelolaan kepariwisataan di wilayahnya.
  • menfasilitasi dan melakukan promosi destinasi pariwisata dan produk pariwisata yang berada di wilayahnya.
  • memfasilitasi pengembangan daya tarik wisata baru.
  • menyelenggarakan pelatihan dan penelitian kepariwisataan dalam lingkup kabupaten/kota.
  • memelihara dan melestarikan daya tarik wisata yang ada di wilayahnya.
  • menyelenggarakan bimbingan masyarakat sadar wisata, dan 
  • mengalokasikan anggaran kepariwisataan.
           Pada tingkat Provinsi kewenagan yang berkaitan dengan promosi kepariwisataan adalah menfasilitasi promosi destinasi pariwisata dan produk pariwisata yang berada di wilayahnya, sedangkan pada tingkat kabupaten/Kota adalah menfasilitasi dan melakukan promosi destinasi pariwisata dan produk pariwisata yang berada di wilayahnya.
            Berdasarkan kewenangan tersebut, khusus pada kebijakan promosi pariwisata  jelas antara Provinsi dan Kabupaten/Kota adalah sinergis dan sama yang membedakan adalah skala wilayahnya. Apakah pemerintah daerah bisa memberikan penghargaan kepada komunitas penggiat kepariwisataan. Inilah seharus perlu diterobos, sebagaimana amanah Pasal 31 UU No 10 Tahun 2009 yang menyatakan:
  1. Setiap perseorangan, organisasi pariwisata, lembaga pemerintah, serta badan usaha yang berprestasi luar biasa atau berjasa besar dalam partisipasinya meningkatkan pembangunan, kepeloporan dan pengabdian di bidang kepariwisataan yang dapat dibuktikan dengan fakta yang konkrit di beri panghargaan. 
  2. Penghargaan sebagaimana di maksud pada ayat 1 diberikan oleh pemerintah atau lembaga lain yang terpercaya.
  3. Penghargaan dapat berbentuk pemberian piagam, uang, atau bentuk penghargaan lain yang bermanfaat.
          Apa yang perlu dilakukan oleh Dinas Pariwisata Daerah dalam hal promosi pariwisata, jika kita mengacu amanah pasal Pasal 32 UU No 10 Tahun 2009 menyatakan:
  1. Pemerintah dan pemerintah daerah menjamin ketersediaan dan penyebarluasan informasi kepada masyarakat untuk kepentingan pengembangan kepariwisataan.
  2. Dalam menyediakan dan menybarluaskan informasi pemerintah mengembangkan sistem informasi kepariwisataan nasional.
  3. Pemerintah daerah dapat mengembangkan dan mengelola sistem informasi kepariwisataan sesuai dengan kemampuan dan kondisi daerah.
        Kata dapat pada ayat 3 Pasal 32 di atas adalah sebuah diskresi atau terobosan kebijakan yang perlu dilakukan oleh pemerintah daerah. Persoalannya adalah sumber dana yang harus dipetakan lebih lanjut.
        Yang terpenting adalah adanya Pelatihan Sumber Daya Manusia, sebagaimana diamanahkan  Pasal 52 Pemerintah dan pemerintah daerah menyelenggarakan pelatihan sumber daya manusia pariwisata sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-Undangan.  Darimana Sumber dananya ? Pasal 57 U U No 10 Tahun 2009 menyatakan, bahwa Pendanaan pariwisata menjadi tanggung jawab bersama antara Pemerintah, Pemerintah Daerah, pengusaha dan masyarakat. Yang terpentig adalah dalam hal pengelolaannya mengikuti prinsip Pasal 58, yakni  Pengelolaan dana kepariwisataan dilakukan berdasarkan prinsip keadilan, efisiensi, transparansi, dan akuntabillitas publik. Pertanyaan adakah pemerintah daerah mengalokasikan kegiatan kepariwisataan, hal ini didasarkan pada dasar hukum yang termuat dalam Pasal 59 yang menyatakan, bahwa Pemerintah Daerah mengalokasikan sebagian dari pendapatan yang diperoleh dari penyelenggaraan pariwisata untuk kepentingan pelestarian alam dan budaya.
           Apakah ada dasar hukum pengadaan barang atau jasa untuk Teknologi Komunikasi Promosi Pariwista ? Jelas ada yaitu dengan yaitu PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIANOMOR: PM.01/PL.104/MPEK/2012TENTANG PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH SECARA ELEKTRONIK DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PARIWISATA DAN EKONOMIKREATIF
            Dalam konsideran pertimbangannya sangat jelas dan progresif , yaitu bahwa dalam rangka meningkatkan efisiensi, efektifitas,transparansi,  persaingan sehat, adil tidak diskriminatif dan akuntabel dalam pelaksanaan pengadaan barang/ jasa Pemerintah di lingkungan Kementerian Pariwisatadan Ekonomi Kreatif, perlu dilaksanakan pengadaanbarang/ jasa Pemerintah secara elektronik

         Pengadaan Barang/Jasa Secara Elektronik atau elektronic goverment procurement adalah Proses pengadaan barang/jasa   yang  pelaksanaannya dilakukan  secara elektronik yang berbasisweb/internet dengan memanfaatkan fasilitas teknologi komunikasi daninformasi, yang meliputi pelelangan umum secara elektronik. dan E-Lelang Umum adalah pengadaan barang/jasa pemerintah yang prosespelaksanaannya dilakukan dengan pelelangan umum secara terbuka,dalam rangka mendapatkan barang/jasa, dengan penawaran harganyadilakukan satu kali pada hari, tanggal, dan waktu yang telah ditentukandalam dokumen pengadaan, untuk mencari harga terendah tanpa mengabaikan kualitas teknis dan sasaran yang telah ditetapkan, dengan mempergunakan media elektronik yang berbasis pada web/internet dengan memanfaatkan fasilitas teknologi komunikasi dan informasi. (Pasal 1 angka 1 dan 2)
          Teknologi Promosi Pariwisata dengan biaya murah adalah melalui Pengadaan ID Teknologi Komunikasi Informasi –Promosi Pariwisata berbasis IT Unlimited, saat ini yang paling tepat dan murah adallah setiap SDM pada bagian promosi Pariwisata harus memiliki Satu ID Produk Talk Fusion terdiri  KOMUNIKASI VIDEO yang meliputi 10 macam paket produk software (catatan: ID dilindungi oleh Mcafee secure, Verified bi VISA dan Trust (anti hacker) dan dibeli melalui Direct Selling transaksi elektronik, dengan software (include) yaitu terdiri 10 software:
1.           Video Email Talk Fusion Layanan email dengan menampilkan video berikut template / latar belakang yang bisa di pilih dari lebih 400 macam template juga template yang di pesan secara custom template.Email yang berupa video ini bisa serentak dikirim ke maksimum 1000 email dalam sekali klik dalam waktu kurang dari 2 menit.Juga terdapat fitur Pengiriman terjadwal (Sekali kirim, harian, mingguan, 2 mingguan, bulanan, 2 bulanan, atau 3 bulan sekali)
2.           Video Conference Talk Fusion Disebut juga RAPAT ONLINE , menampung maksimum 15 peserta rapat dan waktu rapat dapat diatur sesuai kebutuhan (sampai dengan 1 jam) atu diperpanjang dengan request.RAPAT ONLINE ini hanya membutuhkan waktu 15 menit untuk persiapan.Merupakan komunikasi 2 arah baik audio maupun visual
Hemat waktu dan hemat biaya (efektif dan efisien).
3.           Video Live Broadcasting Talk Fusion disebut juga CHANNEL TV pribadi maupun institusi, artinya kita dapat membuat presentasi online, atau pengarahan online, atau pun informasi lainyang perlu disampaikan secara Live/Langsung.Merupakan komunikasi  1 arah Mampu di  ikuti oleh tidak terbatas jumlah pemirsa.
4.           Video Newsletter Talk Fusion Disebut juga KORAN VIDEO artinya kita bisa membuat Koran /Tabloid dan profil promosi yang berisi text, gambar, dan video dalam 1 halaman. Template pilihan tersedia dalam berbagai jenis topik. Seperti Video Email, Newsletter Video dapat dikirim serentak kepada 1000 email. Juga terdapat fitur Pengiriman terjadwal (Sekali kirim, harian, mingguan, 2mingguan, bulanan, 2 bulanan, atau 3 bulan sekali) atau dimaskan in box ke media sosial seluruh dunia setiap hari.
5.           Video Blog Talk Fusion Seperti social media yang lain (facebook, dll) video blog adalah media blogging khusus video.
6.           Video E-Subscription Talk Fusion atau BUKU TAMU ONLINE , adalah sebuah fitur yang di tempelkan di website kita ditujukan untuk menerima tamu yang berkunjung ke website kita dan ingin mendapatkan informasi lebih lanjut.Terdapat dalam macam macam model yang bisa di aplikasikan langsung.
7.           Video Auto Responder Talk Fusion atau SEKRETARIS ONLINE, berfungsi seperti sekretaris dengan jam kerja 24 jam non stop.Video Auto Responder mampu memberikan informasi secara berkala dalam waktu yang kita setting lebih dulu.
8.           Address Book Talk Fusion BUKU ALAMAT ONLINE, buku alamat ini menyimpan email dari seluruh customer kita, dan dapat di bagi dalam folder  folder sesuai kategori customer.
9.           Fusion on the Go by Talk Fusion adalah fitur khusus  untuk bisa melakukan pengiriman video email melalui iPhone, iPad dan Android.Sangat praktis, karena mulai pengambilan video sampai setting  template dan mengirimkannya semua langsung dilakukan dalam gadget kita dan file tersimpan di server.
10.        Talk Fusion Toolbar adalah fitur TOOLBAR yang bisa langsung di pasang dalam PC atau laptop apapu jenisnya, sehingga mengefektifkan waktu untuk bisa segera masuk kedalam back office dan studio Talk Fusion secara on line.
             Catatan pemilik ID Teknologi Komunikasi bisa menggunakan semua software disesuaikan dengan kebutuhan dan dapat membantu ketika pameran dan promosi pariwisatasa dan data inforamasi pariwistas, karena semua file sudah tersusun oleh teknologi ini sehingga tak perlu disimpa di laptop, karena semua tersimpan di server talk fusion atau melalui jasa satelit, dengan harga 24 juta per ID dan berisi sepuluh program dan biaya maintance 3,5 juta pertahun adalah murah dan digunakan secara free dalam satu tahun dan baru dibayarkan ada tahun kedua, apalagi bisa dimiliki oleh pribadi SDM di dinas pariwisata akan memberikan manfaat ketika mereka pensiuan bisa digunaan untuk membangun bisnis on line usahanya.
Penutup
      SDM yang berkualitas akan mendorong terciptanya produktivitas yang tinggi yang akan menjadi modal dasar bagi keberhasilan pembangunan perekonomian secara nasional. Pembangunan sektor pariwisata menghadapi permasalahan mendasar antara lain masih terbatasnya SDM pengelola, baik dari sisi kuantitas maupun kualitas. Daya saing SDM pariwisata Indonesia masih relatif rendah jika dibandingkan dengan negara-negara tetangga.
Secara umum permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan SDM pariwisata adalah sebagai berikut:
  1. Belum teridentifikasinya ketersediaan SDM di bidang pariwisata baik secara kuantitas maupun kualitas.
  2. Belum teridentifikasinya tingkat kebutuhan SDM baik secara kuantitas maupun kualitas dalam rangka pembangunan bidang pariwisata baik jangka pendek, menengah maupun jangka panjang.
  3. Belum teridentifikasinya berbagai permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan dan peningkatan daya saing SDM guna pembangunan bidang pariwisata dalam menghadapi tantangan yang terjadi baik nasional, regional maupun internasional.
  4. Kurangnya keterpaduan kebijakan pemerintah dalam hal ini departemen terkait dalam pengembangan SDM pariwisata.
Pembangunan SDM dapat meningkatkan kualitas SDM dalam mendukung upaya mewujudkan dan membentuk karakter bangsa yang kuat serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat. SDM pariwisata mencakup wisatawan /pelaku wisata (tourist) atau sebagai pekerja (employment). SDM Pariwisata adalah Seluruh aspek manusia yang mendukung kegiatan wisata baik bersifat tangible maupun intangible yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan dan mewujudkan terciptanya kepuasan wisatawan serta berdampak positif terhadap ekonomi, kesejahteraan, dan kelestarian lingkungan dan budaya di suatu kawasan wisata. Beberapa peran penting keberadaan SDM di industri pariwisata, yaitu sebagai motor penggerak kelangsungan industri; pelaku utama yang menciptakan produk inti pariwisata (pengalaman); dan salah satu faktor penentu daya saing industri.
Pendidikan dan pelatihan di bidang pariwisata memberikan kontribusi yang sangat besar dalam menciptakan SDM pariwisata yang handal dan profesional baik secara kuantitas maupun kualitas dalam mendorong pertumbuhan pariwisata secara signifikan. Untuk memperoleh SDM pariwisata yang berdaya saing global diperlukan upaya yang sistematis dengan menekankan pada kompetensi lulusan dan kematangan emosi. Dalam hal ini, peran lembaga pendidikan dan pelatihan pariwisata baik di tingkat SLTA atau yang disetarakan maupun di tingkat perguruan tinggi/akademi sangat penting dalam menghasilkan tenaga trampil terdidik yang berdaya saing global
DAFTAR PUSTAKA :  Direktorat Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda Dan Olah Raga Deputi Bidang Sumber Daya Manusia Dan Kebudayaan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional 2009. Strategi Pengembangan SDM Di Bidang Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda Dan Olahraga: kppo.bappenas.go.id/…/..
     RENCANA STRATEGIS Badan Pengembangan Sumber Daya Kebudayaan dan Pariwisata Tahun 2010-2014. Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Badan Pengembangan Sumber Daya 2010: www.bpsdbudpar.org/files/renstra/ Renstra%20Final%20BPSD.pdf


60 komentar:

Unknown mengatakan...

Assalamualaikum wr wb...
Nama: Afif Pudin
NIM: A1011131307

khusus daerah pariwisata di kalimanatan Barat kurang dapat perhatian dari pemerintah. fasilitas yg kurang memadai. promosi juga kurang dilakukan

Unknown mengatakan...

Assalamualaikum wr wb...

Nama: Gustary vittadin
NIM: A1011141146

menurut saya untuk di kalimantan barat, kurannya informasi tentang pariwisata sangat kurang, padahal di kalimantan barat banyak sumber daya alam dan pariwisata yang indah, salah satunya di tempat saya disekadau terdapat air terjun yang setiap tahunnya menjadi tempat tujuan pariwisata khusunya wisatawan lokal, tetapi manejemen pariwisata di tempat saya sangat minim, banyak terjadi kecelakaan di tempat pariwisata, minimnya sarana di sekitar tempat pariwisata menjadikan masyarakat tidak tahu, peran pemerintah sangat di perlukan untuk membentuk tempat wisata yang baik dan nyaman, banyak sekali tempat pariwisata di kalimantan barat, baru - baru ini banyak wisatawan berkunjung ke kabupaten bengkayang menuju ke bukit jamur, tempat wisata yang indah itu diketahui melalui mulut kemulut dan media sosial, pentingnya media internet sebagai penyedia informasi tentang pariwisata sangat membantu, disini bukan hanya peran pemerintah yang diperlukan, tetapi peran kita sebagai masyarakat dapat juga diperlukan untuk memberi info pariwisata melalui media internet, pariwisata sendiri memiliki tujuan untuk mensejarterakan rakyat dan melestarikan lingkungan, akan tetapi banyak kabar burung di warung kopi, yang mengatakan bahwa kalimantan barat tidak cocok menjadi tempat wisata, melainkan menjadi tempat penindustrian dan sektor perkebunan,, bisa percaya atau tidak, apakah hal tersebut juga mempengaruhi ketidak pedulian akan tempat iwisata yang ada.

Unknown mengatakan...

Assalamualaikum wr wb
Nama : DAVID
NIM : A1011131094
semester : 3

Di kalimantan barat seharusnya bisa menjadi tempat wisata polpuler di indonesia. karena kurang adanya perhatian dan dukungan dari pemerintah pusat di kalimantan barat pariwisatanya tidak berkembang lebih cepat.
menurut saya inilah kelemahan dari bentuk negara kesatuan, kelemahannya yaitu hampir segala perhatian, dukungan, dan lainnya selalu mendahulukan kota pusat untuk pengembangan sehingga terjadi pembangunan yang sangat tidak merata.

Unknown mengatakan...

Assalamualaikum wr wb
Nama :Are Fahmi Erwandi Putra
Nim :A1011141174
Kelas :C
Semester:1

Saya setuju dengan pendapat bapak "Pendidikan dan pelatihan di bidang pariwisata memberikan kontribusi yang sangat besar dalam menciptakan SDM pariwisata yang handal dan profesional baik secara kuantitas maupun kualitas dalam mendorong pertumbuhan pariwisata secara signifikan". Karena dengan cara ini kita bisa membuat SDM yang berkualitas di bidang pariwisata yang bisa membuat keuntungan untuk pemasokan negara dan juga membuat tempat-tempat pariwisata Indonesia menjadi terkenal di dunia.

Unknown mengatakan...

Nama : Rusadi
Nim : A01111131
Semester : 7
Mata Kuliah : PKN

menurut saya kurang adanya dukungan / perhatian dari pemda kalbar terhadap pariwisata.
seharusnya pemda memiliki kapasitas dan kemampuan melakukan terobosan kebijakan dan konsep yang jelas untuk bagaimana melakukan kegiatan kepariwisataan. sebagaimana kewenangan pemda tercantum dalam pasal 30 UU nomor 10 tahun 2009.
padahal kalbar punya karakter yang khusus secara geografis ia sangat strategis, secara klimatologis ia berada diatas garis khatulistiwa dan punya sungai terpanjang di indonesia, kalbar kaya flora, fauna dan budaya.
selain itu kurang terlatihnya SDM di dunia pendidikan sebagai pembekalan SDM yang berkopetensi tinggi. SDM pariwisata memberikan kontribusi yang sangat besar dalam mendorong pertumbuhan pariwisata secara signifikan karena SDM yang berkualitas serta manajemen pengelolaan yang baik memberikan dampak positif bagi kesejahteraan masyarakat meningkatkan penghasilan suatu atau negara.

Unknown mengatakan...

Nama : Deny Tri Setyo
Nim. : A1011141150
Kelas.: C
Semester : 1
Saya bersependapat dengan pernyataan: "memperhatikan keanekaragaman, keunikan, dan kekhasan budaya dan alam, serta kebutuhan manusia untuk berwisata"
Menurut saya dengan memperhatikan keanekaragaman, keunikan, dan kekhasan budaya dan alam, serta kebutuhan manusia , kita dapat melestarikan kebudayaan daerah yang semakin kehilangan generasi - generasi penerus kebudayaan. Dengan melakukan kepedulian terhadap kebudayaan yg di lakukan oleh seluruh masyarakat daerah di indonesia ,akan menjamin terjaga nya keragaman dan keuikan budaya khususnya di indonesia.

Unknown mengatakan...

Nama: Nungky Dwi Gayatri

NIM. : A1011141123

Kelas : C

Semester : 1(satu)

Saya juga berpikir " SDM yang berkualitas akan menambah produktivitas yang tinggi, hingga bisa membantu dalam pembangunan perekonomian Indonesia yang jauh tertinggal dari negara lainnya. Tapi untuk itu, saya ingin bertanya, apa saja yang perlu dilakukan atau solusi dalam mengatasi segala permasalahan atau kendala-kendala yang akan terjadi dalam proses pembangunan pariwisata nasional ?,".

Unknown mengatakan...

NAMA : YUYUN AGUSTIA NINGSIH
NIM : A1011131028
SEMESTER : 3 (TIGA)

TUGAS HUKUM ADMINISTRASI NEGARA

Menurut pendapat saya untuk di daerah kalimantan barat, informasi tentang pariwisata sangat kurang, padahal di kalimantan barat banyak sumber daya alam dan pariwisata yang indah, contoh satunya di tempat saya di Sintang terdapat Bukit Kelam yang setiap tahunnya maupun hari biasa atau perayaan hari besar menjadi tempat tujuan pariwisata. Tetapi pengelola pariwisata di tempat saya sangat menyedihkan, tempat yang kotor membuat orang berfikir berkali-kali untuk berlibur. Jika di kelola dengan benar maka pariwisata di Kalimantan barat banyak di minati wisatawan luar. Dan kurangnya komunikasi ke luar daerah Kalimantan membuat orang tidak tahu wisata-wisata yang ada di Kalimantan barat. Seharusnya pengelola-pengelola wisata di Kalimantan barat kreatif dan inofativ untuk dapat mempromosikan tempat pariwisata yang ada di setiap daerah di Kalimantan barat. Apalagi sekarang teknologi sudah berkembang pesat, namun bukan hanya untuk pengelola tempat wisata saja, kesadaran masyarakat sekitar juga di perlukan untuk memajukan wisata-wisata yang ada.

Sekian pendapat dari saya, terimakasih

Unknown mengatakan...

Nama : Hartino
Kelas : B
Mata Kuliah : Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Reguler : B
sebelum saya mengemukakan pendapat saya, saya ingin terlebih dahulu mengucapkan
assalamualaikum wr...wb
Menurut pendapat saya mengenai pariwisata khusus nya di Kalimantan Barat sangat lah kurang dan lemah dalam struktur informasinya, karena di Kalimantan Barat pembangunan infrrastuktur nya tidak merata, terutama dibidang infrastruktur pembangunan jalan, pembangunan nya hanya terfokus pada pusat kota tanpa memperhatikan di daerah-daerah pada umumnya.
Seharusnya para pengelola wisata Kalimtan Barat itu lebih jeli akan dalam mempromosikan tempat pariwisata ke luar.

sekian pendapat yang dapat saya sampaikan, terimakasih
wassallam

Unknown mengatakan...

Nama : Arief alianda rahman
Nim : A1012131113
Kelas : B
Mata Kuliah : Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Reguler : B

assalamualaikum wr.wb

Menurut pendapat saya dalam suatu promosi pariwisata melalui bentuk teknologi komunikasi yang berbentuk E- Tourism, biasanya banyak hal-hal yang sering tidak dicantumkan oleh pihak pariwisata biasanya terdapat bunga atau biaya-biaya kecil yang terdapat pada saat kita akan membayar ataupun memboking suatu tempat pariwisata contohnya hotel, hal yng biasanya dicantumkan oleh pihak travel hnyalah biaya pokoknya saja. sehingga banyak masyarakat yang keliru dengan harga yang di cantumkan oleh pihak travel

demikian pendapat saya
terimakasih

wasalamualaikum wr.wb

Unknown mengatakan...

Nama : Hartino
Nim : A1012131114
Kelas : B
Mata Kuliah : Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Reguler : B
sebelum saya mengemukakan pendapat saya, saya ingin terlebih dahulu mengucapkan
assalamualaikum wr...wb
Menurut pendapat saya mengenai pariwisata khusus nya di Kalimantan Barat sangat lah kurang dan lemah dalam struktur informasinya, karena di Kalimantan Barat pembangunan infrrastuktur nya tidak merata, terutama dibidang infrastruktur pembangunan jalan, pembangunan nya hanya terfokus pada pusat kota tanpa memperhatikan di daerah-daerah pada umumnya.
Seharusnya para pengelola wisata Kalimtan Barat itu lebih jeli akan dalam mempromosikan tempat pariwisata ke luar.

sekian pendapat yang dapat saya sampaikan, terimakasih
wassallam

Annisa Awaliyah mengatakan...

Nama : Annisa Awaliyah
Nim : A1011131150
Mata kuliah : hukum administrasi negara
Semester : 3

Assalamualaikum wr.wb saya akan mengomentar artikel bapak tentang kepariwisataan
Menurut saya tempat pariwisata di Indonesia khususnya di Pontianak sangatlah banyak hanya saja pengelolahannya yang belum tepat membuat pariwisata tersebut tidaklah berkembang, pemerintah daerah harusnya lebih jeli memperhatikan hal tersebut karena dapat meningkatkan pendapatan daerah dan mengenalkan daerah itu sendiri. Pemerintah sendiri dapat meminta bantuan kepada warga didaerah tersebut untuk ikut memperkenalkan serta menjaga wisata yang dimiliki didaerah tersebut, salah satu yang paling cepat menyebar beritanya bisa dilakukan lewat media sosial.
SDM yang berkualitas juga dapat membantu meningkatnya pariwisata yang ada. Maka dari itu sebaiknya pariwisata-pariwisata tersebut sebaiknya dikelola oleh tangan yang tepat dan bertanggung jawab.
Hanya itu yang dapat saya sampaikan.
Terimakasih wassalamualaikum wr.wb

Unknown mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Unknown mengatakan...

Nama: Michelle Adventia Tingga
NIM: A1011131004
Kelas: E
Mata Kuliah: Hukum Administrasi Negara
Semester: 3

Saya akan mengomentari artikel bapak mengenai kepariwisataan.
Menurut saya tempat pariwisata di Indonesia sangatlah banyak khususnya tidak kalah menarik tempat pariwisata yang tepatnya berada di Sintang, Kalimantan Barat. Salah satu contoh yang saya ambil yaitu Bukit Kelam. Bukit Kelam memiliki luas mencapai 520 hektare, mendaki ke puncak Bukit Kelam adalah sebuah pengalaman berpetualang yang sangat mendebarkan di mana para pendaki harus melalui tangga batu setinggi 90 meter dengan tebing yang curam. Di puncak bukit ada gua-gua alam yang eksotik dan magis siap menanti. Gua-gua ini juga merupakan rumah dan sarang burung walet. Dari puncak bukit, para pendaki dapat memandangi keindahan hutan hujan yang membentang luas, dan bagaimana indahnya Sungai Kapuas dan Sungai Melawi dari kejauhan. Cagar Alam Bukit Kelam Sintang mencapai ketinggian hingga 900 meter di atas permukaan laut dan kemiringan antara 15-40 derajat, menjadikannya tempat sempurna untuk paragliding dan panjat tebing. Di kawasan ini, terdapat berbagai flora langka, seperti meranti (shorea sp), bangeris (koompassia sp), tengkawang (dipterocarpus sp), kebas-kebas (podocarpusceae), anggrek (archidaceae), dan kantong semar raksasa. Berbagai fauna langkanya, seperti beruang madu (heralctus mayalanus), trenggiling (manis javanica), kelelawar (hiropteraphilie), dan alap-alap (acciptiter badios), menambah daya tarik kawasan ini. Namun dengan semua kelebihan dan keindahan tempat pariwisata ini, memiliki sebuah kekurangan dimana tempat pariwisata Bukit Kelam ini tidak dikelola dengan baik. Bukit Kelam tidak diurus dan masih banyak fasilitas pariwisata yang tidak memadai, misalnya tisak terdapat pusat informasi pariwisata, pemandu wisata yang tidak selalu standby berada di Bukit Kelam, tidak terdapatnya balai pertemuan, panggung hiburan yang tidak terurus, papan penunjuk arah yang sudah rusak dan terbengkalai, tidak adanya camping ground, dan minimnya kelengkapan hiking. Menurut saya, pemerintah harus lebih mengoptimalkan tempat pariwisata yang ada, serta memperkenalkan dengan membuat iklan ataupun brosur agar masyarakat di luar Sintang maupun masyarakat diluar negeri tahu bahwa di daerah Sintang memiliki sebuah tempat pariwisata yang sangat eksotis dan memiliki banyak sekali potensi-potensi alam yang dapat meningkatkan pemasukan daerah khususnya di Sintang, Kalimantan Barat.

Sekian komentar yang dapat saya sampaikan. Sekian dan terima kasih

Anonim mengatakan...

NAMA: Laura Andika Karyaten
NIM: A1012131030
KELAS: E
MATA KULIAH: Hukum Administrasi Negara
SEMESTER: 3

saya akan mengomentar artikel bapak mengenai pariwisata

menurut saya diwilayah kalimantan barat sudah cukup banyak tempat pariwisata namun tidak dikelola dengan baik dikarenakan kurang sumber daya manusianya. jika sumber daya manusianya sudah ada dan dipelihara dengan baik pasti sangat menarik bisa dikunjungi oleh para turis dalam maupun luar negeri , semua itu harus ada campur tangan dari dinas terkait yang memang mempunyai wewenang untuk mengelola itu semua agar tetap terjaga dan bisa dinikmati oleh masyarakat lokal maupun luar .


sekian komentar dari saya .terima kasih ,,

Unknown mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Unknown mengatakan...

Nama : Saraswati
Nim : A01111089
Semester : 7
Mata Kuliah : Pendidikan Kewarganegaraan

Nama: saraswati
Nim : A01111089
Mata Kuliah : kewarganegaraan

Menurut saya pariwisata di kalimantan barat sudah mulai baik,berpedoman dengan "Pasal 1 angka 5 UU Nomor 10 Tahun 2009 memberikan batasan yang smart, yakni Daya Tarik Wisata adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau tujuan kunjungan wisatawan. (Pasal 1 angka 5)" .Bahwa pemerintah kalimantan barat sedang meningkatkan infrastruktur di kalimantan barat untuk sebagai daya tarik para turis (lokal maupun interlokal) datang ke kalbar. tetapi sarana media untuk mengiklankan nya sangat minim . sehingga perlu di tingkatkan. setidaknya dengan meningkatnya turis APBD daerah juga ikut naik.
Terima Kasih

Hold My Hand mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Hold My Hand mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Hold My Hand mengatakan...

Nama : Maria Gilda Aberty
Nim : A1011131045
Mata kuliah : hukum administrasi negara
Semester : 3
Kelas : E

Tempat pariwisata di Indonesia khususnya di Kalimantan Barat sangatlah banyak hanya saja eksplorasi, pengembangan dan pemfasilitasiannya (ex : transportasi,penginapan, dll) belum tepat membuat pariwisata tersebut tidaklah berkembang. padahal dapat memberi keuntungan sebagaimana tujuan dari pariwisata itu sendiri dalam pasal 4 UU No. 10 tahun 2009, yaitu meningkatkan pertumbuhan ekonomi sbg sumber pendapatan masyarakat dan daerah, meningkatkan kesejahatan rakyat, menghapus kemiskinan,dll. pemerintah daerah harusnya lebih jeli memperhatikan hal tersebut karena dapat meningkatkan pendapatan daerah dan mengenalkan daerah itu sendiri.seperti melalui sarana media sosial apalagi sekarang masyarakat sedang gencar2nya dengan media sosial yang menjadi sarana penyebar informasi yang cepat.
SDM yang berkualitas juga dapat membantu meningkatnya pariwisata yang ada. Maka dari itu sebaiknya pariwisata-pariwisata tersebut sebaiknya dikelola oleh tangan yang tepat dan bertanggung jawab. sehingga sarana dan prasarana dapat dikembangkan dengan baik.
Sekian komentar dari saya. terima kasih.

Anonim mengatakan...

Nama : Nia Praptiningsih
Nim: A1012131037
Reg B
Semester 3
Mata Kuliah : Hukum Administrasi Negara


Berbicara sektor pariwisata jika kita berkaca pada Negara tetangga, sektor ini merupakan salah satu sektor penyumbang devisa yang cukup besar bagi negara tersebut. Contohnya saja negara tetangga sebelah yaitu Singapura yang memiliki wilayah yang terbilang kecil. Akan tetapi sektor pariwisata disana mengalami perkembangan yang sangat pesat dan berhasil menyerap para turis lokal maupun asing untuk berwisata kesana. Hal ini tentunya tidak terlepas dari sistem manajemen yang baik khususnya di sektor pariwisata. Indonesia yang memiliki wilayah dengan potensi alam / destinasi wisata yang sangat melimpah, logikanya sektor pariwisata di indonesia bisa jauh lebih berkembang dari negara lain yang tidak memiliki potensi alam yang luar biasa melimpah seperti Indonesia. Hal ini tentunya masih menjadi PR tersendiri bagi pihak yang berkepentingan khususnya pemerintah. Permasalahan pariwisata begitu banyak seperti lemahnya koordinasi, akses maupun buruknya infrastruktur.
Jika kita berbicara promosi pariwisata berbasis teknologi komunikasi murah, sebenarnya ini terobosan yang sangat bai, terutama dari segi efisiensi cost mengingat perannya yang sangat penting untuk memperkenalkan potensi wisata yang dimiliki serta untuk menarik para wisatawan untuk berkunjung. Akan tetapi, jika kita cermati kondisi pariwisata di Indonesia sesaat, agaknya terlalu dini jika kita berbicara mempromosikan pariwisata. Yang paling utama yang harus di benahi adalah pengelolaan potensi tempat wisata tersebut. Kenyataannya saat ini, banyak sekali tempat destinasi wisata serta tempat-tempat yang berpotensi sebagai destinasi wisata yang jauh lebih dari kata baik penanganan dan pengelolaannya. Jadi menurut saya, promosi itu penting, akan tetapi harus didahulukan dulu pengelolaan pariwisata yang baik, sehingga tercipta pariwisata dalam artian yang sesuai menurut UU No 10 Tahun 2009 tentang pariwisata. Pasal 1 angka 3 dan 4 secara normatif memberikan batasan, bahwa pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, Pemerintah, dan Pemerintah Daerah (Pasal 1 angka 3). Dalam kaitan ini, yang paling penting adalah para pengambil kebijakan atau birokrasi dinas pariwisata dan ekonomi kreatif harus satu persepsi dan bersinegri, berkomitmen bekerja sama mengembangkan pariwisata yang dimiliki.
Terima kasih.

Unknown mengatakan...

Nama : Putri Nirmalasari
NIM : A01111201
Mata Kuliah : Pendidikan Kewarganegaraan
Semester : 7

Assalamualaikum Wr Wb

Menurut saya, yang harus diperbaiki terlebih dahulu sebelum berbicara promosi adalah sarana prasarana, manajemen dibidang obyek pariwisata, masyarakat sekitar dan pemerintah.
Pemeritah dalam hal ini hendaknya memaksimalkan jajarannya dan memaksimalkan potensi masyarakat diwilayah kepemimpinannya. Hal ini bertujuan agar meningkatkan nilai jual suatu obyek wisata dimana semakin tinggi nilainya, maka semakin tinggi minat wisatawan untuk datang.
Hal-hal yang dapat dilakukan pemerintah guna meningkatkan nilai obyek wisata itu sendiri adalah menganggarkan APBD dalam hal perbaikan kualitas obyek wista maupun aksesnya, memberikan pelatihan secara stimultan kepada pihak-pihak yang terkait baik yang bersifat lingkungan, ekonomi, maupun teknologi informasi. Hal ini bertujuan agar pihak yang terkait, termasuk masyarakat dapat secara mandiri dapat mengembangkan dan mempromosikan wisata yang ada ke media-media yang ada. Selain itu pemerintah dalam hal ini wajib menyediakan ruang publikasi yang baik dan strategis serta memberikan subsidi bagi pihak-pihak yang hendak mempromosikan suatu obyek wisata, terutma obyek wisata yang masih baru dan belum banyak diketahui wisatawan.

Dan yang tidak kalah penting adalah perbaikan manajemen obyek pariwisata itu sendiri yang kurang profesional dalam hal menjaga dan mengembangkan obyek wisata itu sendiri. Sebagai contoh adalah taman bougenville yang kini kurang terawat sehingga walaupun kita jor joran dalam promosi, tetapi wisatawan kecewa dan enggan untuk kembali.

Unknown mengatakan...

Nama : Estu Sulistyoningsih
NIM : A01111215
Semester : 7
Makul : PKN reg. A

Menurut saya tingkat pariwisata di pontianak kurang berkembang. Padahal banyak tempat pariwisata yang dimiliki. Hal ini mungkin juga disebabkan kurangnya tingkat kepedulian dari masyarakat untuk sama – sama memperkenalkan beraneka ragam tempat wisata yang sudah dimiliki pontianak. Tidah hanya masyarakat, namun peran Pemerintah juga harus ada untuk memajukan tingkat pariwisata di pontianak. Contohnya dengan cara langsung yaitu dari mulut ke mulut dan melalui teknologi modern yang ada sekarang, seperti melalui web, atau pun melalui smart phone. Dan jika saat ini tingkat pariwisata di Pontianak kurang berkembang, mungkin banyak faktor yang mempengaruhinya. Salah satunya adalah tingkat kebersihan, keamanan dan kenyamanan pengunjung selama berkenjung ke tempat pariwisata. Jika semua aspek tersebut terpenuhi. Insya Allah pengunjung akan datang kembali ke tempat pariwisata tersebut.
Terimakasih…


Unknown mengatakan...

Nama: Oktavianus Rudo
NIM: A01111066
semester: 7
makul. Pendidikan Kewarganegaraan

menurut saya, bahwa pariwisata yang ada di kalimantan barat tentu kurang berkembang. sebab, masih banyak sekrot pariwisata yang perlu di kembangkan belum di benahi dan di kembangkan lebih baik. seperti air terjun di Tikalong, kec. mempawah hulu. kab. landak. padahal air terjun di tempat itu dekat dengan jalan raya namun kurang memadai untuk di nikmati, karena masih banyak perlu di benahi dan penataan lingkungan yang kaya alam dan masih banyak pepohonan yang tidak di rawat alhasilnya masyarakat setempat masih lemah dalam penataan, padahal masyarakat perlu dorongan dari pemerintah untuk memajukan pariwisata tersebut, dan masih banyak air terjun yang harus di perbaiki. seperti di desa sailo. air terjun di tempat ini sangat bagus dan di tengahnya ada batu besar, namun kurang kepedulian masyarakat dan dorongan pemerintah untuk mengembangkan sektor ini masih melemah.
semoga tempat-tempat tersebut di perhatikan oleh pemerintah setempat,,,,,
dan mau mendorong masyarakat untuk menata baik sekrtor pariwisata tersebut.
sekian terimakasih......

Anonim mengatakan...

Nama : Rizki Amelia
Nim : A01111160
Kelas : B
Mata Kuliah : Pendidikan Kewarganegaraan

Menurut Saya, Dunia Pariwisata merupakan salah satu sektor penghasil devisa yang memiliki potensi cukup besar untuk dikembangkan. Apabila sektor pariwisata dikembangkan dan dikelola dengan baik akan memberikan sumbangan yang besar terhadap keuangan negara.
Undang-undang No. 9 Tahun 1990 menyebutkan bahwa Kepariwisataan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk pengusahaan obyek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha lain yang terkait dibidang tersebut. Selanjutnya dikemukakan bahwa jenis usaha dibidang pariwisata mencakup beberapa jenis usaha antara lain adalah jenis usaha penyediaan akomodasi, penyediaan makanan dan minuman, penyediaan angkutan wisata, penyediaan sarana wisata dan kawasan pariwisata.
Pengembangan sektor pariwisata secara lebih luas juga akan berdampak terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat, sektor ekonomi riil yang ada di masyarakat seperti kerajinan, aneka makanan, penginapan, hotel dan sebagainya dapat berkembang, dengan bangkitnya sektor ekonomi riil akan mampu meningkatkan derajat hidup masyarakat baik sandang, pangan, papan, pendidikan maupun kesehatan.
Besarnya dukungan pemerintah terhadap pengembangan industri pariwisata dapat mempercepat akselerasi kemajuan dunia pariwisata di Indonesia. Melalui kerjasama antara Departemen Kebudayaan dan Pariwisata dan Departemen Komunikasi dan Informasi, promosi potensi wisata Indonesia dapat disebarkan kepada masyarakat luas baik secara nasional maupun internasional, oleh karena itu kemajuan teknologi informasi dan komunikasi sangat memungkinkan untuk digunakan sebagai sarana promosi pariwisata Indonesia ke seluruh dunia.
Pada saat ini media yang digunakan untuk mempromosikan pariwisata jauh lebih banyak dari periode sebelumnya. Kemajuan teknologi informasi merupakan salah satu faktor pendorongnya. Teknologi ini sudah banyak diadopsi oleh kalangan pemerintahan, pendidikan, bisnis dan lainnya sebagai sarana promosi, desiminasi informasi dan transaksi, oleh karena itu kemudian muncul istilah e-government, e-learning, e-business, e-commerce dan sebagainya.
Sekian dan terimakasih

Unknown mengatakan...

nama : Nuraini
Nim: A01111065
makul. PKN
smstr: 7

menurut saya, pariwisata di kalimantan barat khusunya di pontianak kurang berkembang, padahal masih banyak sektor-sektor yang harus di kembangkan, sperti hutan-hutan yang melimpahkan berkat buat kita, di sini bisa dijadikan pariwisata sebagai tempat berlibur yang baik, menghilangkan tress, seperti di desa toho bukit loncek kab pontianak. itu bisa dijadikan tempat pariwisata sebagai pengilang tress,, bukan saja di pantai dan air terjun yang perlu di perhatikan, namun alangkah baiknya hutan perlu di jaga bukan hanya di hancurkan oleh perkebunan sawit yang merusak pemandangan dan panorama hutan di kalimantan barat. namun perlu dorongan dan perhatian para pemerintah yang seharusnya bertanggung jawab atas hal ini....
terimakasih

Unknown mengatakan...

Nama : Rifka Helfrida Romauli Pangaribuan
Nim : A1011131127
Mata kuliah: Pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan
Kelas: B
Reg: A

Menurut pendapat saya , indonesia dengan letak geografisnya diantara 2 samudera dan 2 benua , dengan negara kepulauan yang memiliki 1700 lebih pulau . Indonesia memiliki banyak daerah yang memiliki potensi sumber daya alam pariwisata yang sangat luar biasa . Dari daerah laut , daratan , sampai pegununggan yang tidak ditemukan dibelahan dunia mana pun . Bahkan pariwisata di Indonesia menjadi incaran para pelancong luar negeri . Tetapi yang menjadi hambatan dari semua anugerah yang dimiliki negara kita ini adalah kurangnya rasa memiliki dan bangga terhadap pariwisata negaranya sendiri , kebanyakan lebih bangga dengan pariwisata di luar negeri , padahal yang di indonesia tidak kalah indahnya . Kurangnya publikasi tentang indahnya alam di Indonesia juga menjadi salah satu kendala , dan permasalahannya ketika telah berhasil mempublikasikannya dan menjadi daya tarik pariwisata kita malah meeksploitasi secara berlebihan tanpa adanya penjagaan , dan perawatan . Seperti pariwisata yang sangat umum , pantai kute , bali . Sekarang dimana sejauh mata memandang hanya ada sampah yang bertebaran ditepi pantai . Apalagi pariwisata didaerah lain yang belum diketahui padahal memiliki pontensi keindahan alam yang luar biasa seperti didaerah kita sendri kalimantan barat . Ini menjadi perkerjaan rumah bagi pemerintah beserta kita sebagai masyarakat yang memiliki bangsa ini .
Terimakasih, maaf bila ada kata_ksts saya yang kurang berkenan.

Equality mengatakan...

Nama : Ocky Adrianto
Nim : A01110126
Mata Kuliah : Pendidikan Kewarganegaraan

Menurut saya, yang pertama harus diperbaiki yakni dari keterpaduan antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah hal ini dikarenakan kurangnya SDM tentang pariwisata itu sendiri. di Kalbar contohnya, walaupun Kalbar memiliki wilayah yang luas dengan kekayaan alam yang indah namun di Kalbar sendiri tidak memiliki sekolah tinggi tentang Pariwasata. hal ini tentu saja menyulitkan bagi mereka yang ingin memperdalam tentang kepariwisataan. kalaupun ada itu pun adanya di luar Kalbar seperti Bali dan sebagainya. selain itu pemerintah kurang memberikan sosialisasi kepada masyarakat tentang program pariwisata yang saat ini sedang direalisasikan.
saat ini yang sedang hangat-hangatnya ialah Bukit Jamur. bedara di lokasi desa Jaku, Kecamatan Bengkayang, Kabupaten Bengkayang tentu ini menjadi terobosan baru bagi mereka yang bosan mengunjungi pulau maupun pantai. terlebih lagi menawarkan pemandangan diatas awan yang indah dan jalur mendaki yang tidak terlalu sulit menjadikan ini tempat favorit saat ini. sungguh disayangkan, akhir-akhir ini fenomena yang kurang mengesankan tampak terjadi disana, dimana banyak sampah berserakan di atas bukit. tentu ini jelas menggambarkan bahwa SDM yang kita miliki tidak memiliki kualitas. seharusnya kita bisa menjaga kualitas yang dimiliki bukit jamur agar mampu menarik wisatawan lokal maupun wisatawan dari daerah tetangga seperti Malaysia dan Brunei. yang dialami bukit jamur ini sebelumnya sudah seringkali terjadi di tempat tujuan wisata di Kalbar, sebut saja Pasir Panjang dan Pulau Randayan (Singkawang), Pulau Lemukutan (Bengkayang) dan daerah lainnya.
sehingga yang diperlukan dari permasalahan pariwisata ini ialah SDM itu sendiri. diperlukan sosialisasi dari pemerintah tentang program pariwisata, selain itu pemerintah juga seharusnya memberikan pelatihan bagi masyarakat disekitar daerah wisata tersebut agar mampu menjaga keindahan daerah wisata tersebut.
dan yang tidak kalah penting ialah infrastuktur jalan menuju tempat lokasi wisata ialah tidak berjalan baik, dengan kata lain dari 100% pekerjaan yang dianggarkan hanya 70% yang dikerjakan.

Unknown mengatakan...

NAMA: AJI KUNCORO NIM A1012131009 Dalam usaha pemanfaatan lahan di wilayah Kalimantan Barat khususnya, perlu adanya perubahan yang mengarah ke tingkat yang lebih berdaya guna. Adanya lokasi-lokasi terpencil yang menyimpan keunikan dan memiliki aneka ragam keindahan yang dapat menjadikan pancingan bagi wisatawan asing maupun wisatawan lokal untuk berbondong-bondong melihat keindahan alam itu. Suasana damai, tenang dan penuh keindahan akan menghilangkan stress dan memberikan semangat baru bagi mereka yang terkadang terlalu sibuk dengan rutinitas keseharian masing-masing. Begitu juga kondisi alam yang begitu luas terhampar penuh kehijauan yang mungkin kini semakin lebih marak hanyalah pembangunan gedung-gedung besar nan tinggi pencakar langit. Sedangkan asset kekayaan budaya dan alam dengan keindahan alaminya belum banyak dilakukan perombakan. Adanya pengelolaan akan daerah-daerah terpelosok yang mana jauh dari daerah perkotaan akan menjadikan suatu keuntungan besar dari banyak pihak. Semua itu membutuhkan proses dan kerja sama yang baik antara pemerintah, pengelola, penduduk, dan wisatawan. Semoga ke depan dengan adanya teknologi dan komunikasi yang canggih dapat semakin mempermudah wisatawan untuk menemukan tempat berdarmawisata yang menghilangkan penat akan rutinitas kesehariannya.

Unknown mengatakan...

Nama : Lorensius Milko Akris
NIM : A1011131119
Mata kuliah : ILMU NEGARA

Promosi pariwisata berbasis teknologi komunikasi merupakan salah satu cara yang efisien untuk mempromosikan sektor pariwisata Indonesia. Diera globalisasi komunikasi saat ini, dimana setiap orang di seluruh dunia dapat dengan mudah mengakses informasi, merupakan suatu kesempatan untuk dapat mempromosikan pariwisata Indonesia. Tidak hanya itu, ini merupakan tantangan bagi pemerintah untuk dapat mengelola potensi pariwisata yang ada dengan lebih maksimal, serta meningkatkan fasilitas agar mempermudah akses bagi wisatawan mancanegara dengan memberikan rangkaian bentuk pariwiata yang beragam dan lebih menarik tentunya.

Unknown mengatakan...

Nama: rixi Sarwono Sipayung

Nim: A1011131079

REGULAR A

Hukum Administrasi Negara

Dalam hal pariwisata, indonesia adalah negara dengan pariwisata yang sungguh indah dan banyak sekali destinasi wisata yang ada di indonesia dan setiap provinsi memiliki ke unikan baik wilayah, adat, etnik dan banyak sekali. misalnya sumut dengan danau tobanya, sumsel dengan sungai musi, bali dengan pantai kutanya, papua dengan raja ampatnya dan masih banyak lagi yang kita ketahui secara umum.
dalam pembahasan ini ya itu provinsi kalimantan barat adalah provinsi yang memang khas baik itu dilewati oleh garis khatulistiwa, hutan yang masih luas dan masih banyak lagi. hanya saja pengelolaan akeses untuk mencapai tempat2 wisata diprovinsi ini yang belum terkelola dengan baik dan jarak tempuh yang cukup jauh dari ibu kota provinsi ya itu pontianak.
sebenarnya kalbar mempunyai banyak tempat wisata yang indah untuk di kunjungi, ntah bagaimana cara pemerintah untuk mempromosikan tempat wisata di kalbar ke luar kalbar yang menurut saya belum mencapai puncaknya. salah satu kekurangan di kalimantan barat ia lah sarana angkutan umum yang menurut saya kurang memadai untuk jarak antar kota, walaupun ada beberapa angkutan yang memang memadai namun hanya untuk kalangan menengah ke atas saja. sarana angkutan umum ang memadai akan sangat berpengaruh terhadap perkembanagan suatau daerah sehingga akses dari satu tempat ke tempat lain dapat berlangsung secara efektif da efesien di tambah lagi dengan sarana jalan raya yang memadai. dengan akses yang memadai dan sentuhan tangan pemerintah secara optimal maka pertumbuhan pariwisata kalbar akan pesat perkembangannya

JessicaCDewanta mengatakan...

Nama : Jessica Christabel Dewanta
NIM : A1011141140
Mata Kuliah : Ilmu Negara
Kelas : C
Semester : 1

Saya setuju dengan pendapat bapak yang mengatakan bahwa pendidikan dan pelatihan dalam bidang pariwisata sangat penting karena dapat menciptakan SDM pariwisata yang mampu mendorong pertumbuhan pariwisata secara signifikan.
Di Indonesia sendiri, khususnya di Kalimantan Barat terdapat banyak sekali tempat wisata. Salah satunya kawasan kebun binatang yang terdapat di singkawang.
Dapat kita lihat bahwa kawasan kebun binatang tersebut sangat kurang menarik, karena hewan-hewan yang ada disana jumlahnya terbatas dan juga tidak terawat. Selain itu, untuk fasilitas umum dan juga fasilitas pariwisatanya sangat kurang bahkan dapat dikatakan tidak ada. Dalam hal ini, peran pemerintah sangat penting karena seperti yang telah dikatakan dalam artikel bapak obyek pariwisata berada pada daerah otonom oleh karena itu signeritas anatara pemerintah daerah provinsi dengan daerah menjadi penting terutama dalam kebikakan mengenai promosi pariwisata daerah agar dapat menjadi daya tarik bagi para wisatawan. Selain itu, pemerintah juga dapat membantu dapam pembangunan tempat wisata yang tidak terawat seperti kawasan kebun binatang di singkawang dengan membantu memberikan dana untuk membangun fasilitas umum dan pariwisata agat menjadi menarik dan juga unik. Pemerintah juga dapat memberi kebijakan mengenai pelatihan dan juga pendidikan bagi SDM dalam pariwisata agar dapat menjadi SDM yang profesional dan juga bertanggung jawab agar mampu membantu pertumbuhan pariwisata bahkan dapat juga membantu pertumbuhan ekonomi karena tempat wisatanya yang menjadi daya tarik bagi para wisatawan.

Deepphhyy mengatakan...

Nama : Deppy Muhammad Nugroho
Nim. : A11112266
Semester : 3
Mata Kuliah : Hukum Administrasi Negara

Assallamu'alaikum Wr. Wb
Menurut pandangan sya pariwisata kita yg ada dikalbar harus dikelola oleh tangan - tangan orang yg bijak, maka disamping itu saya setuju dengan bapak harus ada sdm yg baik pula dan pendidikan yg baik dan didalam pemerintahan dlm pembangunan dan pengembangan pariwisata tidak adanya permainan uang pelicin yg berujung markup dan merugikan orang bnyak yg seharusnya sebagai hiburan bagi masyarakat bnyak akhir tidak bisa dinikmati oleh masyarakatnya.
Demikian kurang lebihnya saya mohon maaf saya ucapkan terimakasih.
Wassalamu'alaikum Wr. Wb

Unknown mengatakan...

Nama : Jessica Eny Marsella
NIM : A1011141171
Kelas : C
Semester 1

Menurut saya di Kalimantan Barat sudah terdapat banyak tempat wisata , namun kurang adanya perhatian dari pemerintah dan masyarakat, dan juga kurang adanya informasi tentang tempat pariwisata Kalimantan Barat yang menyebabkan objek wisata menjadi tidak dikenal dan tidak menjadi objek tujuan para wisatawan.

EMC mengatakan...

Nama : Meilyta Chang
NIM : A1011141172
Kelas : C
Semester 1 

Menurut saya banyak sekali tempat wisata di kalimantan barat, cuma tempat wisata itu kurang di jaga dengan baik dan kurangnya informasi atau promosi tempat wisata kepada masyarakat sehingga banyak masyarakat yang tidak tahu kalau di kalbar terdapat tempat wisata dan masyarakat itu jadi lebih memilih berwisata ke luar kalbar atau ke luar negeri.

Unknown mengatakan...

Nama : Syarif Adrin Hanafiah
Nim : A1012131236
Kelas : C
Semester 3
Menurut pendapat saya untuk di daerah kalimantan barat, informasi tentang pariwisata sangat kurang, padahal di kalimantan barat banyak sumber daya alam dan pariwisata yang indah, contoh satunya di tempat saya di Sanggau terdapat air terjun pancur aji yang setiap tahunnya maupun hari biasa atau perayaan hari besar menjadi tempat tujuan pariwisata. tetapi sayangnya kurangnya perhatian dari pemda setempat dan juga tidak ada pelestarian yang memadai padahal tempat itu mempunya nilai pariwasta yang cukup tinggi, terutama untuk zaman sekarang teknologi nya sudah sangat maju seharusnya pemda setempat sudah dapat menjadi kan tempat-tempat pariwisata yang ada di kab.sanggau maupun di kalbar menjadi lebih baik dan menjadikankalbar salah satu objek wisata baik domestik maupun non domestik. Mungkin sekian komentar saya, terimakasih.

Unknown mengatakan...

nama : miswati
NIM : A1011141165
Kelas : C
MK : Ilmu Negara
Smter: 1
Saya sependapat dengan bapak mengenai tempat wisata di daerah memang banyak namun kurang ada perhatian dari pemda setempat dan juga tidak ada komunikasi antara wisatawan dengan pemda mengenai bagaimana seharusnya tempat tersebut bisa berkembang, dan antara masyarakat, pemda dan wisatawan tidak ada kerja sama sehingga kurang terjadi perbaikan yang memadai mengenai tempat wisata di daerah. SDM juga menjadi faktor penentu suatu perkembangan dalam bidang ekonomi khususnya bagi mereka yang dekat dengan tempat wisata bisa menghasilkan sesuatu yang bernilai ekonomis jika mereka bisa mempunyai SDM memadai bisa memanfaatkan SDA yang ada dengan peralatan yang memadai akan tercipta lapangan kerja khususnya bagi masyarakat setempat.

Unknown mengatakan...

Nama : Baggas Maulana
Nim : A1011141122
Kelas : C
Semester : 1
SDM yang berkualitas dan bermutu tentunya akan mendukung pembangunan nasional,tetapi apabila pengelolaan SDM tidak perfesional,tidak bertanggung jawab,dan hanya di peruntukan untuk kepentingan peribadi semata serta daya saing yang tidak menjanjikan maka upaya untuk memajukan pembangunan pada sektor pariwisata sulit untuk tercapai.

Unknown mengatakan...

nama : dila annisa
nim : A1011141169
kelas : C
semester : 1


saya sangat setuju dgn blog bapak
menurut saya kalbar masih sangat kurang dgn ciri-ciri diatas yang bapak sebutkan mengenai permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan sdm pariwisata sbg brikut :
1.Belum teridentifikasinya ketersediaan SDM di bidang pariwisata baik secara kuantitas maupun kualitas.
2.Belum teridentifikasinya tingkat kebutuhan SDM baik secara kuantitas maupun kualitas dalam rangka pembangunan bidang pariwisata baik jangka pendek, menengah maupun jangka panjang.
3.Belum teridentifikasinya berbagai permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan dan peningkatan daya saing SDM guna pembangunan bidang pariwisata dalam menghadapi tantangan yang terjadi baik nasional, regional maupun internasional.
4.Kurangnya keterpaduan kebijakan pemerintah dalam hal ini departemen terkait dalam pengembangan SDM pariwisata.
kurangnya perhatian dari pemerintah juga menjadi salah satu kekurangan

larin mengatakan...

Nama: Larini Indahsari
Nim: A1011141170
Kelas: C
Semester: 1


Di kalimantan barat seharusnya bisa menjadi tempat wisata polpuler di indonesia. karena kurangnya informasi tentang pariwisata sangat kurang, padahal di kalimantan barat banyak sumber daya alam dan pariwisata yang indah dan tak kalah menarik dari kota lain nya. kurangnya perhatian dan dukungan dari pemerintah pusat di kalimantan barat pariwisatanya tidak berkembang lebih cepat. hanya saja pengelolahannya yang belum tepat membuat pariwisata tersebut tidaklah berkembang, pemerintah daerah harusnya lebih jeli memperhatikan hal tersebut karena dapat meningkatkan pendapatan daerah dan mengenalkan daerah itu sendiri.

Unknown mengatakan...

Nama: Andi darmawijaya
NIN. : A1011131196
Mata kuliah : ILMU NEGARA

Saya sependapat dengan Artikel diatas karna dengan adanya promosi pariwisata berbasis teknologi komunikasi murah kita dapat lebih mudah membagi informasi mengenai pariwisata yang ada kepada wisatawan lokal maupun mancanegara. Sehinga para calon wisatawan tidak perlu kesulitan dalam mengakses informasi tentang tempat tujuan wisatanya. Hal ini juga perlu menjadi perhatian pemerintah dalam tata cara pengelolaan sdm wisata yang ada agar dapat terkelola lebih maksimal.

Unknown mengatakan...

Nama : Muhammad Ramandho
Nim : A01110154
Mata kuliah : Pendidikan Kewarganegaraan
Semester : 9

Menurut saya SDM pariwisata di kalbar perlu ditinjau kembali agar dapat memaksimalkan pariwisata yg ada di kalbar saat ini. Pariwisata di kalbar masih banyak yg belum dikelola dengan baik oleh pemerintah. Saya sangat setuju dengan pendapat bapak atas pengelolaan SDM pariwisata di kalbar yg terjadi seperti sekarang ini. Sebaiknya pemerintah juga lebih harus memperhatikan dan mengelola pariwisata agar pariwisata di kalbar dapat semaksimal mungkin terekspos. Pemerintah juga lebih harus memperhatikan SDM agar pariwisata di kalbar dapat berkembang dengan pesat. Lebih dan kurang nya saya ucapkan terima kasih.. assalamualaikum

Unknown mengatakan...

Nama:wina
Nim:A1011141130
Kelas:C
Semester:1
Mata Kuliah:Ilmu Negara

Saya sependapat dengan tanggapan bapak diatas,yang menyatakan E-tourism dipandang sebagai bentuk pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan daya guna dalam bidang pariwisata,memberikan berbagai jasa layanan pariwisata kepada custemers dalam penyelenggaraan pemasaran pariwisata yang lebih mudah diakses.Namun seperti yang kita ketahui bahwa sangat kurang sekali informasi yang disediakan internetuntuk destinasi-destinasi tempat pariwisata di Kalimantan Barat,sangat besar peluangnya.Dengan banyak tempat-tempat indah yang belum terjamah manusia yang sangat masih alami bagi potensi pariwisata yang suka dicari oleh turis.Namun,karena kurangnya informasi dan kurangnya promosi bagi tempat-tempat pariwisata yang menarik di Kalimantan Barat,maka kurang banyak yang tahu bahwa sebenarnya di Kalimantan Barat itu banyak tempat-tempat pariwisata yang sangat bagus.Untuk mempromosikan potensi-potensi pariwisata di Kalimantan Barat,sangat dibutuhkan kerja sama dari semua lapisan.Daripemerintah daerah,masyarakat,dan kita sebagai mahasiswa yang dapat mempromosikan potensi-potensi pariwisata di Kalimantan Barat kita ini dengan menggunakan tekonologi informasi dan komunikasi yang ada.Bisa melalui berbagai akun sosial media seperti;blog pribadi,twitter,facebook,path,instagram,line dll.Jadi,diharapkan kerja sama dari semua lapisan masyarakat Kalimantan Barat ini untuk mempromosikan masing-masing pontensi pariwisata di daerahnya masing-masing dengan menggunakan berbagai media teknologi dan informasi yang tersedia,yang bertujuan agar dapat memperluas sarana untuk mempromosikan potensi Pariwisata Kalimantan Barat yang sangat berpotensi besar ini.

Unknown mengatakan...

Nama:Rici Margareta
Nim:A1011141118
Kelas:C
Semester:1
Mata Kuliah:Ilmu Negara

Menurut saya pengembangan pariwisata dilakukan berdasarkn skala prioritas dan rekomendasi yang dikembangkan dalam katagori:
1 sangat potensial,yaitu daerah yg memiliki daerah tujuan pariwisata (DTP) layak untuk dikembangkan berdasarkan hasil penilaian DTP melalui urutan prioritas.
2. Katagori potensial,yaitu daerah yang memiliki,namun memiliki hambatan dan kendala untuk dikembangkan degan persyaratan-persyaratan tertentu yang memerlukan pembinaan lebih lanjut berdasarkan hasil penilain DTP.Dalam hal ini strategi yang digunakan adalah strategi promosi atau pemasaran wisata.Promosi atau pemasaran wisata adalah proses manajerial yang mengantisipasi dan memuaskan keinginan pengunjung yang ada dan calon pengunjung secara lebih efektif dari pemasok atau destinasi pesaing.
3.Katagori kurang potensial yaitu daerai yang tidak dapat dikembangkan atas dasar hasil penilaian DTP.Seperti didaerah saya di kabupaten Sekadau,didesa Seburuk,disana ad air yang berasal dari gunung dan air itu panas,bisa digunakan untuk merebus telur, dan menurut sejarah air itu bisa untuk mengobati penyakit kulit,dan sampai saat ini airnya masih panas,tetapi dengan kendala kurangnya SDM maka tempat ini tidak bisa dijadikan tempat pariwisata.

Unknown mengatakan...

Nama. : Yason Sosipater Lubis
NIM. : A1011141119
Kelas. : C
Semester. : 1
Mata kuliah : Ilmu Negara

Saya sangat setuju dengan artikel bapak di atas... Di Kalimantan barat ini memang terdapat banyak tempat wisata yg indah Dan bagus, dan Pasti nya masih sangat asri.. Namun, masih sangat minim nya perhatian dari pemerintah, Dan kurang Nya kepedulian dari masyarakat setempat untuk menjaga Dan melestarikan tempat wisata a... Contoh nya seperti Bukit Jamur, di daerah Bengkayang, Kalimantan Barat.

Sekian yang dapat saya sampaikan, terima kasih.

Unknown mengatakan...

Nama. : Yason Sosipater Lubis
NIM. : A1011141119
Kelas. : C
Semester. : 1
Mata kuliah : Ilmu Negara

Saya sangat setuju dengan artikel bapak di atas... Di Kalimantan barat ini memang terdapat banyak tempat wisata yg indah Dan bagus, dan Pasti nya masih sangat asri.. Namun, masih sangat minim nya perhatian dari pemerintah, Dan kurang Nya kepedulian dari masyarakat setempat untuk menjaga Dan melestarikan tempat wisata a... Contoh nya seperti Bukit Jamur, di daerah Bengkayang, Kalimantan Barat.

Sekian yang dapat saya sampaikan, terima kasih.

Unknown mengatakan...

Nama: Wawan Pasti
NIM: A1011141143
Kelas: C
Semester: 1

Saya setuju bahawa dalam melaksanakan kegiatan kepariwisataan bukan hanya sekedar tugas rutinitas yang menjadi birokrasi di strukur organisasi, oleh karena bagian promosi pariwisata atau yang marketing pariwisata daerah, harus memiliki terobosan kebijakan kuhususnya dalam bidang SDM. diperlukan SDM yang propesional karena SDM merupakan faktor utama dan strategis bagi tercapainya keberhasilan pembangunan. dan dalam mempromosikan dengan menggunakan teknologi informasi menunjukan bahwa kita sebagai anak muda (ABG) yang paling sering menggunakan media teknologi dalam kehidupan sehari-hari memiliki peran dalam mempromosikan tempat pariwisata yang ada didaerah kita dengan cara memposting foto-foto pariwisata ke media sosial atau dengan cara yang lain. dan tidak selalu membebankan kepada pemerintah, tetapi pemerintah juga jangan sampai lupa pada tugas dan kewajiban mereka khususnya yang berada pada bidang kepariwisataan.
saya kurang sependapat dengan pernyataan saudara Yason Sosipater Lubis, yang mengatakan bahwa Bukit Jamur kurang mendapat perhatian dari pemerintah daerah, saya berasal dari daerah Bengkayang dan menurut saya Bukit Jamur tersebut bukan kurang mendapat perhatian dari pemerintah tetapi belum mendapatkan perhatian karena tempat tersebut awalnya merupakan lahan masyarakat setempat yang di gunakan sebagai lahan untuk bertani (menanam padi), dan tempat bersantai untuk masyarakat setempat. terima kasih

Unknown mengatakan...

Nama : Polan Devi
NIM : A1011141135
Kelas : C
Semester : 1
Mata Kuliah : Ilmu Negara

Salah satu masalah yang menjadi permasalahan dari promosi pariwisata di Kalimantan Barat ini permasalahan yang menjadi mendasar ialah seperti yang telah dipaparkan dalam artikel Bapak di atas yaitu mengenai terbatasnya Sumber Daya Manusia (SDM) pengelola, baik dari sisi kuantitas maupun kualitas. Ini disebabkan oleh pelatihan dibidang pariwisata kurang memberikan konstribusi yang sangat besar dalam SDM pariwisata handal dan profesional baik secara kuantitas maupun kualitas dalam mendorong pertambahan pariwisata secara signifikan. Karena itu sangat diperlukan dukungan dari pemerintah pusat maupun daerah dalam memberikan pelatihan dasar melalui seminar-seminar yang berhubungan dengan pariwisata baik dari sisi kuantitas maupun kualitas karena SDM menjadi kunci utama pengemban pariwsata. Ditengah tuntutan yang semakin tinggi terhadap perlunya peningkatan kinerja sektor pariwisata, agar dapat memenuhi pencapaian target-target ekonometrik, terasa bahwa pembenahan SDM dan birokrasi belum kuat disuarakan. Terdapat kesan yang cukup menonjol bahwa perhatian kita terutama masih bertumpu pada aspek kuantitatif, yakni seberapa besar devisa, kesempatan kerja, kunjungan wisatawan dan sebagainya. Sementara aspek kualitatif yang antara lain dilihat dari perubahan positif mutu SDM cenderung diabaikan.
Seharusnya, kinerja SDM lebih dimaksimalkan dengan membuat promosi pariwisata yang lebih kreatif dan inovatif.

Unknown mengatakan...

Nama: RAMADHAN
NIM: A1011131244
Mata Kuliah:ILMU PERUNDANG UNDANGAN
Kelas: B / Reguler A
Semester: 3 (tiga)
Dosen: Turiman, S.H., M.Hum. & Subiyatno S.H

Kalbar tak kalah hebatnya dengan BALI dan RAJA AMPAT menurut saya. banyak tempat wisata di Kalimantan Barat yang sangat Bagus, akan tetapi kerana keterbatasan informasi, jangankan orang luar, orang kalbar saja kadang kurang tahu apa apa saja tempat wisata yang bagus di kalbar. akibatnya mereka sering keluar kota (keluar pulau) guna refreshing dan berwisata. akan tetapi maraknya media sosial belakang ini banyak juga membantu dalam hal penyebarluasan informasi. semoga setiap elemen di kalbar dapat bersatu guna menaikkan marwah pariwisata kalbar.

Unknown mengatakan...

Nama: Jesicha Marthalena Trisna
Nim: A1011131049
Mata Kuliah: Hukum Administrasi Negara
Kelas: E
Semester: 3
Reg:A

Sebelum saya mengomentari, saya ucapkan terimakasih untuk terlebih dahulu
Parawisata memang sangat penting untuk meningkatkan suatu daerah serta menjadi salah satu cara untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi dan infrastruktur daerah
Untuk suatu keindahan alam suatu daerah dapat terekspos dan menjadi salah satu tujuan pariwisata adalah dengan mempwrkenalkan keindahan dan saya tarik yang di tawarkan dari daerah tersebut
Salah satu memperkenalkan daerah tersebut adalah dengan.mempublikasi dengan media teknologi yang ada selain itu dengan media teknologi yang ada seperti situs internet dan medsos biayanya murah selain itu semua orang dapat mengaksesnya dan mengetahui tempat yang di tawarkan tersebut
Contohnya sekarang yang sedang hits diantara masyarakat kalbar adalah Bukit Jamur di bengkayang yang semakin terkenal dari punlikasi publikasi ddi medsos yang dilakukan oleh orang orang yang telah berpergian.kesana serta memperlihatkan dan menceritakan pengalamannya di sana yang membuat banyak orang makin tertarik bahkan dari luar pulau kalimantan
Ini memperlihatkanbahwa efektifnya serta efisiennya serta biaya yang ringan untuk menawarkan pariwisata yang tiap daerah miliki
Hanya ada satu kendala yaitu pemerintah harus mendungkung serta mengawasi hal ini, karena jangan sampai setelah pariwisata kita yang telah terkenal dan menjadi tujuan ini malah akan tenggelam dengan seoringnya waktu karena tidak ada peningkatan kualitas di sekitar tempat pariwisata tersebut serta penjagaan dan pelestarian.
Terimakasih dan mohon maaf bila ada kata kata saya yang tidak berkenan.

RumahHawa mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
RumahHawa mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Unknown mengatakan...

Sangat bagus..

RumahHawa mengatakan...

Nama: Lutfia
Nim: A1011141290
Mata Kuliah: PKN
Kelas: A
Semester: 3
Reg: A

Perwisataan di Indonesia ini sebenarnya dapat berjalan dengan baik jika di dukung dengan SDM yang berkualitas. Tentu saja kita tau bahwa di Indonesia mempunyai berbagai macam kekayaan yang sangat memilimpah yang bisa kita jadikan tempat pariwisata. Tapi hanya saja bagai mana caranya kita membuat daya tarik agar parang wisatawan mengunjungi tempat wisata yang kita sediakan. Seperi apakah daya tarik itu?dapat kita lihat dari Pasal 1 angka 5 UU Nomor 10 Tahun 2009 yakni Daya Tarik Wisata adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau tujuan kunjungan wisatawan

Restu jaya mengatakan...

Nama: Restu jaya
Nim: A1011141273
Mata Kuliah: PKN
Kelas: B
Semester: 3
Reg: A

Tulisan yang menarik sekali. Mempromosikan kepariwisataan dengan teknologi komunikasi, setiap daerah negara Indonesia mempromosikan daerah tujuan wisata setiap daerah, dalam menarik perhatian para turis maupun wisatawan untuk berkunjung ke Indonesia, sehingga kegiatan tersebut dapat meningkatkan lapangan pekerjaan terhadap masyarakat daerah pariwisata tersebut. Setiap yang memiliki potensi daerah pariwisata juga harus memiliki sumber daya manusia yang mumpuni, agar dapat memberikan pelayanan pariwisata yang baik kepada wisatawan maupun turis asing yang datang berkunjung terhadap daerah tersebut. sehingga kunjungan wisatawan dapat berkesinambungan serta dapat meningkatkan pendapatan negara. terima kasih

Unknown mengatakan...

NAMA : INDRA AFRIYANSYAH
NIM : A1012141023
MATA KULIAH : PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
KELAS : B, REG : B, SEMESTER : 3
TAHUN AKADEMIK : 2015/2016
Dapat dikatakan Indonesia adalah kepingan Surga yang jatuh ke bumi. Karena Indonesia memiliki keindahan alam yang luar biasa dan kekayaan alam yang melimpah, secara otomatis menjadikan indonesia berpotensi besar memiliki banyak objek wisata baik di lautan, daratan, pegunungan dan sebagainya. Namun untuk menjadikannya dapat dinikmati sebagai destinasi pariwisata maka memang diperlukan pengelolaan yang baik, transparan dan profesional dengan SDM yang berkualitas. Pengelolaan yang baik, transparan dan profesional dengan SDM yang berkualitas sesungguhnya diperlukan dalam segala bidang, khususnya pariwisata. Sektor pariwisata apabila diusahakan secara maksimal dan optimal maka akan mendatangkan keuntungan yang besar bagi negeri ini dan kemungkinan besar akan mensejahterakan rakyat Indonesia. Keberagaman suku bangsa, budaya dengan memperhatikan kearifan lokal menjadi nilai tambah tersendiri bagi Indonesia apabila dikemas dengan baik.
Indonesia telah memiliki segalanya dari segi alamnya, suku dan budaya, selain pengelolaan yang baik, transparan dan profesional dengan SDM yang berkualitas dan yang tak kalah penting ialah ketersediaan dana. Apabila dana telah terpenuhi maka haruslah dijaukan dari menguntungkan diri sendiri dengan korupsi.
Dalam pengembangan pariwisata hal pertama tentunya ialah akses yang memudahkan bagi wisatawan untuk berkunjung ke lokasi pariwisata. Setelah itu fasilitas yang memadai demi kenyamanan dan keselamatan. Apabila telah terpenuhi barulah melakukan promosi secara gencar – gencaran. Dengan semkain berkembangnya teknologi, maka dapat digunakan sebagai media promosi yang sangat praktis yaitu melalui internet.
Selain Pemerintah, masyarakat tentunya juga harus berkontribusi didalam menjaga, dan melestarikan lingkungannya. Maka dari itu diperlukan kesadaran akan cinta lingkungan jangan malah merusaknya. Siapa lagi yang dapat menjaga alam Indonesia kalau bukan kita karena Tuhan telah menganugrahkannya kepada bumi Indonesia tercinta. Bangsa sejahtera, bangsa yang mengelola sumberdaya dan kekayaan alamnya untuk kemakmuran rakyatnya. Ku cinta semua yang ada padamu Indonesiaku.
Sungguh indah tanah air beta
Tiada bandingnya di dunia
Karya indah Tuhan Maha Kuasa
Bagi bangsa yang memujanya.
Indonesia ibu pertiwi
Kau kupuja kau kukasihi
Tenagaku bahkan pun jiwaku
Kepadamu rela kuberi. ( bait lagu Indonesia Tanah Air Beta )

Anggita Rahmalia mengatakan...

Nama : Anggita Rahmalia
NIM : A1011141040
Semester : 3 (tiga)
Mata Kuliah : Ilmu Perundang-Undangan
Kelas : B
Dosen pengajar : 1. Turiman SH, M.Hum
2. Subiyatno SH

Terimakasih atas kesempatannya untuk dapat mengomentari salah satu artikel Bapak. Dengan ini saya mencoba memberi pendapat saya atas artikel yang sudah saya baca yang berjudul “Promosi Pariwisata Berbasis Teknologi Komunikasi Murah”. Peraturan perundangan-undangan sudah banyak mengatur tentang kepariwisataan yang dapat menjadi pedoman untuk menjalankan usaha kepariwisataan. Namun itu saja tidak cukup, SDM yang berkualitas juga harus mendukung agar dapat bersaing dengan negara-negara tetangga di era globalisasi ini. Karena SDM yang baik yang menjual jasa-nya menimbulkan rasa kepuasaan terhadap para wisatawan baik wisatawan nasional maupun internasional. Selain itu promosi akan kepariwisataan tersebut juga harus dipasarkan seluas-luasnya dan semenarik mungkin agar wiatawan tertarik, dalam era globalisasi ini pemasaran juga disesuaikan dengan masyarakat modern dengan terobosan promosi pariwisata yang berbasis teknologi semakin dikembangkan, dan juga pariwisata tersebut harus dijaga dan dirawat dan difasilitasi agar wisatawan mudah beraktifitas saat berwisata. Maka dari itu, pemerintah dan masyarakat harus bekerja sama dalam membangun pariwisata yang indah bagi wisatawan. Sekian pendapat dari saya, mohon maaf apabila terdapat kesalahan. Terimakasih.

Unknown mengatakan...

NAMA : ELEGEN ENIDYA IMPRESSANING PUTRI
NIM : A1011151081
MAKUL : HUKUM TATA NEGARA
DOSEN : TURIMAN SH,MH
KELAS : E
SEMESTER : 2
TAHUN AJARAN 2015/2016
Sebelum saya memberikan komentar, saya mengucapkan terima kasih kepada pak Turiman SH, MH., selaku dosen makul HTN dan HAN atas artikel yang telah bapak lampirkan diblog ini karena sangat memberikan kepahaman atau pengetahuan bagi pembaca khususnya saya setelah membaca artikel ini, yang berjudul " PROMOSI PARIWISATA BERBASIS TEKNOLOGI KOMUNIKASI MURAH ".
Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki keanekagaraman hayati yang sangat tinggi yang berupa sumber daya alam yang berlimpah di daratan, udara maupun di perairan. Semua potensi tersebut mempunyai peranan yang sangat penting bagi pengembangan kepariwisataan, khususnya wisata alam.
Oleh karena itu dalam pembangunan sektor kepariwisataan harus memperhatian tata cara pengelolaan lingkungan hidup , karena wisata adalah sumber daya alam yang merupakan bagian dari lingkungan hidup. Pengembangan sektor pariwisata yang tidak memperhatikan aspek lingkungan hidup dapat berdampak negatif pada perkembangan pariwisata itu sendiri pada masa yang akan datang seperti dampak limbah yang ditimbulkan.
Pada jaman era globalisasi ini internet tidak semata-mata hanya merupakan teknologi, tetapi juga merupakan media berbagai informasi , termasuk informasi pariwisata Wisatawan kini tidak lebih tertarik diberikan melalui biro jasa perjalanan ataupun organisasi lainnya. Mereka lebih senang mencari sendiri .
Dan hal ini menjadi sangat penting di industri pariwisata.Dengan adanya internet, informasi yang dibutuhkan untuk suatu perjalanan wisata tersedia terutama para wisatawan sekarang sudah dimudahkan dengan teknologi sebagai sumber informasi tanpa melalui perantara. Situs internet seperti Web sangat berpengaruh untuk mempromosikan daerah tujuan wisata, dengan biaya yang sangat murah.
Indonesia negara yang sangat berpotensi sekali untuk meningkatkan pariwisatanya karena indonesia memiliki banyak pulau, anekaragam seni budaya dan ragam akan seni tradisionalnya yang menarik pagi para turis dan terkenal akan keramah-tamahannya. Contohnya pada daerah Kalimantan Barat, wilayah ini menurut saya sangat berpotensi menggali keuntungan lewat pariwisata karena kalimantan barat merupakan negara yang berbatasan dengan Malaysia, walaupun yang kita tahu bahwa negara tetangga memiliki pariwisata yang tertata rapi dan sangat menarik untuk dikunjungi. Tetapi saya yakin beberapa tahun kedepan Kalimantan Barat dapat bersaing dengan pariwisata yang ada di negara tetangga. Dan beberapa negara sudah banyak mengenal Indonesia lewat pertunjukkan tarian daerah yang di adakan di luar negri, maka dari itu Indonesia bukan tidak mungkin menjadi salah satu dinasti pariwisata favorit yang wajib dikunjungi oleh para turis/wisatawan asing.

siti akbari mengatakan...

Nama ;Siti Akbari Fitrianty
NIM :A1011171006
Makul :PP (Pendidikan Pancasila)
Angkatan:2017
Kelas :A (Ruang V)

Menurut saya, saya setuju dengan bapak bahwa SDM adalah faktor utama dan strategis bagi tercapainya keberhasilan pembangunan suatu bangsa, yang artinya bahwa SDM yang berkualitas memiliki daya saing tinggi dapat mendukung peningkatan pembangunan, karena jika hal tersebut tercapai maka objek objek wisata yang ada dapat dikembangkan dengan baik dan dapat didukung oleh faktor faktor lainnya. Misalnya, teknologi di masa sekarang sudah sangat canggih kita bisa menggunakan secara positif hal tersebut dengan menggunakan media sosial untuk mempromosikan keindahan alam objek wisata yang ada di daerah kita. Sehingga objek wisata tersebut bisa terkenal di dunia, dan dapat membantu meningkatkan penghasilan perekonomian Indonesia.

Amisha mengatakan...

Saya telah berpikir bahwa semua perusahaan pinjaman online curang sampai saya bertemu dengan perusahaan pinjaman Suzan yang meminjamkan uang tanpa membayar lebih dulu.

Nama saya Amisha, saya ingin menggunakan media ini untuk memperingatkan orang-orang yang mencari pinjaman internet di Asia dan di seluruh dunia untuk berhati-hati, karena mereka menipu dan meminjamkan pinjaman palsu di internet.

Saya ingin membagikan kesaksian saya tentang bagaimana seorang teman membawa saya ke pemberi pinjaman asli, setelah itu saya scammed oleh beberapa kreditor di internet. Saya hampir kehilangan harapan sampai saya bertemu kreditur terpercaya ini bernama perusahaan Suzan investment. Perusahaan suzan meminjamkan pinjaman tanpa jaminan sebesar 600 juta rupiah (Rp600.000.000) dalam waktu kurang dari 48 jam tanpa tekanan.

Saya sangat terkejut dan senang menerima pinjaman saya. Saya berjanji bahwa saya akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi jika Anda memerlukan pinjaman, hubungi mereka melalui email: (Suzaninvestment@gmail.com) Anda tidak akan kecewa mendapatkan pinjaman jika memenuhi persyaratan.

Anda juga bisa menghubungi saya: (Ammisha1213@gmail.com) jika Anda memerlukan bantuan atau informasi lebih lanjut

Posting Komentar